PM, Banda Aceh – UNESCO telah menetapkan tari Saman sebagai Warisan Budaya Tak Benda Milik Dunia pada 24 November 2011. Lantas bagaimana sejarah Tari Saman bermula?
Aulia, salah satu pelaku wisata dan juga admin Komunitas I Love Aceh menyebutkan ada beberapa versi sejarah asal mula tari Saman. Sejarah tersebut disampaikan secara lisan turun temurun sehingga bukti tertulis sulit ditemukan.
“Bukti terkuat adalah ditemukannya kata Saman pada kamus bahasa Belanda yang berjudul “Gayosche-Nederlandech Wooddenboek met Nederlandcash – Gojosch Register,Batavia; Landsrukkerji Hazeu, G.A.J. Hazeu tahun 1907 yang telah mencantumkan kata Saman,” kata Aulia.
Versi sejarah tutur masyarakat Gayo Lues justru menyebutkan, tari Saman berasal dari kesenian masyarakat Gayo pada masa itu, yakni ‘pokane’ yang mengandalkan tepukan kedua belah tangan dan tepukan tangan ke paha sambil bernyanyi riang.
Masyarakat Gayo Lues percaya bahwa Tari saman berawal dari misi Islam yang dibawa ulama ke daerah mereka pada awal abad ke -16. Asal kata saman, menurut Aulia, berasal dari seorang ulama yang mengembangkan Islam di Gayo yang bernama Syekh Muhammad as-Samman.
“Dari nama ulama inilah kemudian tari yang dilakukan oleh masyarakat pada masa itu disebut Saman,” kata Aulia.
“Dengan sejarah panjangnya ini, tari Saman yang awalnya hanya ditampilkan sebagai hiburan rakyat saja, kini telah banyak dikenal dan tampil secara luas di mancanegara dan pada tahun 2021 ini, UNESCO telah menetapkan Tari Saman sebagai Warisan Budaya Tak Benda Milik Dunia, sehingga setiap tanggal 24 November juga dijadikan Hari Saman Sedunia,” pungkas Aulia.[]
Belum ada komentar