PM, Banda Aceh – Tokoh masyarakat sipil Aceh, Syakya Meirizal, kembali menggelar aksi unik di Aceh. Kali ini, Syakya menyorot kebijakan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Alhudri dengan membentang spanduk berisi #PecatAlhudri dari Kadis Pendidikan Aceh. Aksi ini dilakukan Syakya bersama seorang temannya, di depan Kantor Dinas Pendidikan Aceh, di Banda Aceh, Selasa, 21 September 2021.
Di dalam spanduk itu, Syakya juga menulis permintaan pemecatan terhadap Alhudri sebagai Kepala Dinas Pendidikan Aceh, “Jika target vaksinasi siswa tidak tercapai pada 30 September.”
Di spanduk itu, aktivis Masyarakat Peduli Otsus (MPO) tersebut juga menyebutkan bahwa “bukan Kepsek yang Harus Mundur” jika capaian target itu tidak berhasil dilakukan.
Ketika pikiranmerdeka.co bertanya atas aksi yang dilakukan itu, Selasa, 21 September 2021, Syakya mengatakan, “hana acara. Cuma lon cok foto sagai, kon aksi (tidak ada acara apa-apa. Hanya mengambil foto, bukan aksi).”
Syakya Meirizal merupakan tokoh sipil di Aceh yang dikenal kritis dalam menyikapi persoalan sosial di Bumi Serambi Mekkah. Beberapa kali Syakya melakukan kritikan terhadap pemerintah dengan cara di luar kebiasaan yang dilakukan aktivis dalam menyalurkan aspirasi mereka. Beberapa waktu lalu, Syakya yang mengatasnamakan organisasi sipil diduga turut memasang papan bunga ucapan selamat atas capaian Aceh sebagai provinsi termiskin di Sumatera Utara. Papan bunga tersebut diletakkan tepat di bilangan jalan Daud Beureueh, atau di depan kantor Gubernur Aceh.
Selain itu, Syakya juga diduga yang turut membentangkan spanduk #PecatNova #GantiSekda #TolakLPJAPBA2020 di dalam sidang paripurna DPRA. Kali ini, perhatian Syakya tertuju kepada Alhudri usai pernyataannya yang dinilai mengancam Kepala Sekolah untuk mempercepat vaksinasi ramai dikritik di media sosial.
Seperti diketahui, Kepala Dinas Pendidikan Alhudri meminta Kepala Sekolah di Aceh untuk melakukan vaksinasi terhadap siswa. Jika vaksinasi tersebut tidak mampu dilaksanakan, Alhudri meminta para kepala sekolah untuk segera mundur.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Alhudri saat menemani Sekda Aceh Taqwallah di Blangkejeren, beberapa waktu lalu. “Ini saya tegaskan kepada kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB, jika tidak mampu maka saya persilakan mundur saja,” kata Alhudri.
Banyak pihak menilai perintah yang disampaikan Alhudri bernada ancaman. Para pihak pun mengatakan seharusnya sebagai kepala dinas, tidak sepatutnya Alhudri bersikap demikian. Tanggung jawab vaksin juga tidak bisa serta merta dibebankan kepada kepala sekolah.
“Bahasanya kurang elok, terkesan arogan. ‘Kan bisa disampaikan dengan bahasa yang lembut dan minta kepala sekolah untuk ajak guru, siswa dan orang tua memahami kebutuhan vaksin untuk kebaikan kita semua,” kata Wakil Ketua DPR Aceh, Safaruddin di Banda Aceh, Senin, 20 September 2021.
Dia mengatakan pemerintah harus menggunakan cara persuasif dalam mengajak para pihak untuk sadar vaksin. Bukan malah menebarkan ancaman hanya untuk mencapai target semata.
“Mungkin Alhudri terlalu semangat jadi lupa mengedepankan nilai humanisnya seorang pemimpin,” kata Safaruddin.[]
Belum ada komentar