Kurangi Konten Negatif, Masyarakat Harus Melek Literasi Digital

IMG 20210520 WA0031 678x381 1
Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin saat mengikuti peluncuran Program Literasi Digital Nasional. [Dok. Ist]

PM, Banda Aceh – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan secara resmi Program Literasi Digital Nasional di Jakarta, Kamis (20/5/2021). Program ini dilakukan serentak di 34 provinsi dan diikuti para kepala daerah seluruh Indonesia.

Di Banda Aceh, Wakil Wali Kota Zainal Arifin mengikuti kegiatan ini secara virtual di ruang media center, Gedung A Balai Kota Banda Aceh.

Ia didampingi Asisten Administrasi Umum Tarmizi Yahya, Kadiskominfotik Fadhil, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Alimsyah, Kabag Administrasi Pembangunan Muhammad Saifuddin Ambia dan Kabag Prokopim Said Fauzan.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan program literasi digital bakal mendorong semakin banyaknya talenta anak bangsa yang cakap dalam menggunakan teknologi digital. Karena itu ia mengajak masyarakat Indonesia berpartisipasi aktif mengikuti program ini sehingga penggunaan internet lebih produktif dan efektif.

Ia juga meminta agar konten negatif harus terus diminimalisir. “Untuk itu kita harus tingkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan lebih banyak konten- konten kreatif yang mendidik, yang menyejukkan, yang menyerukan perdamaian,” ujar Jokowi.

Program ini hadir di 514 kabupaten/kota. Jokowi pun berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terus bertambah jumlahnya dengan pemanfaatan ruang digital dari waktu ke waktu.

Chek Zainal menyambut baik program tersebut, terutama dalam upaya-upaya mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor UMKM.

Katanya, pemanfaatan digital di sektor UMKM perlu didukung semua pihak agar perekonomian masyarakat mengalami pergerakan. Karena UMKM merupakan sektor riil yang perlu dijaga agar tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit karena pandemi Covid-19.

Pemko sendiri, lanjut dia, konsen membina UMKM. Meski pandemi, menurutnya UMKM di Banda Aceh terbukti mampu bertahan.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2017, jumlah UMKM di Banda Aceh berjumlah 9.551 unit, meningkat jumlahnya menjadi 15.107 di tahun 2020, naik signifikan hingga 98 persen.(*)

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait