PM, Banda Aceh – Aksi tolak Habib Rizieq Shihab (HRS) di Tugu Simpang Lima, Kota Banda Aceh menjadi sorotan di segelintir jagat maya. Massa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Muslim Aceh Cinta Damai tersebut terdiri dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.
Aksi tersebut dinilai meresahkan masyarakat Aceh, terlebih peserta aksi menggunakan baju layaknya almamater kampus di Banda Aceh. Sayangnya, baju yang mereka gunakan tanpa logo identitas instansi mana pun.
Menyikapi hal itu, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh menyesalkan adanya aksi tersebut terjadi di Banda Aceh, terlebih dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali, atau akrab disapa Lem Faisal menyebutkan, pihaknya sangat mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. Menurut Lem Faisal, kasus Habib Rizieq Shihab dinilai banyak pro dan kontra. Sehingga aksi yang dilakukan kemarin justru mengganggu ketenteraman masyarakat Aceh.
“Bukan soal benar tidaknya kasus Habib Rizieq itu, tapi permasalahannya, aksi tersebut dilakukan di tengah-tengah ketentraman masyarakat Aceh,” katanya saat dihubungi oleh Pikiran Merdeka, Kamis (17/12/2020).
Menurutnya tindakan yang dilakukan oleh massa kemarin, dapat memancing massa-massa yang lainnya untuk melakukan aksi serupa.
“Kita harus paham, dalam kasus ini ada yang pro dan ada yang kontra. Makanya bagi masyarakat yang kontra harap berdiam diri, yang pro pun harap berdiam diri. Hal ini terkesan memancing yang lain untuk melakukan aksi-aksi selanjutnya, sehingga membuat ketentraman di Aceh terganggu,” ujarnya.
Lem Faisal juga mengatakan, selama ini MPU Aceh berupaya untuk terus menggandeng berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) untuk menyampaikan pesan yang baik kepada masyarakat secara luas.
“MPU sudah berupaya untuk menyampaikan pesan-pesan damai kepada masyarakat, agar kita jangan mengikuti apa yang dibuat di daerah-daerah lain. Sehingga Aceh tetap kondusif. Itu yang selama ini kita lakukan pendekatan-pendekatan dengan ormas-ormas. Tapi dengan kasus kemarin sangat luar biasa kita sesalkan,” katanya.
Lem Faisal berharap, aksi tersebut dapat segera diusut. Terlebih hingga saat ini koordinator aksi itu masih belum diketahui.
“Kita berharap agar diusut, dan disampaikan siapa dalangnya, masalahnya apa. Tujuannya apa. Harus itu, kita sangat menyesalkan hal ini,” katanya.
Selain itu, menurut salah satu Ketua Ormas Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Banda Aceh, Zikirullah Alfarisi, setiap orang memang bebas berpendapat. Namun demikian, aksi kemarin justru terkesan mengadu domba antar umat Islam.
“Stop lah mengadu domba sesama umat. Jangan sampai ada perpecahan di antara kita. Kebebasan berpendapat memang hak semua orang, semua kelompok. Tapi setidaknya janganlah memperkeruh suasana yang memang sudah keruh ini,” katanya.
Menurut Zikir, seharusnya semua elemen masyarakat dapat memegang peranan penting dalam menyikapi perbedaan yang terjadi.
“Kegaduhan yang selama ini terjadi telah membuat masyarakat kita menjadi terbelah. Seharusnya semua elemen masyarakat dan para tokoh yang memegang peranan penting di negara ini hendaknya bersatu dan bangkit untuk mewujudkan kehidupan bernegara yang lebih baik bukan malah tercerai-berai karena sebuah perbedaan,” ujarnya.
Penulis: Cut Salma
Belum ada komentar