Lhokseumawe—Pemikiran sekuler yang berkembang di benua Amerika dan Eropa ternyata mulai menjangkiti Indonesia. Begitulah pandangan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah.
Abdullah menyatakan, masih ada upaya melemahkan syariat Islam dari orang-orang yang memiliki pemikiran sekuler dan menganggap pemerintah tak perlu campur tangan dalam urusan agama.
Sekulerisme yang diagungkan Barat tidak mungkin berlaku secara universal, sebab ada nilai agama dan budaya yang membatasinya. Islam juga sangat mengagungkan hak asasi manusia (HAM).
“Tetapi HAM dalam pandangan Islam tidak sama dengan HAM ala Barat. Argumen HAM Barat kerap menyudutkan Islam,” kata Zaini Abdullah dalam pidatonya ketika membuka Seminar Islam Internasional Samudra Pase di Hall Masjid Agung Islamic Center, Lhokseumawe, Sabtu (16/3).
Hingga saat ini, kata Zaini, upaya untuk melemahkan syariat Islam masih saja muncul dari orang yang yang memiliki pemikiran sekuler. Bahkan masih ada pihak yang merasa pemerintah tidak perlu campur tangan dalam penegakan syariat Islam.
“Mudah-mudahan dengan seminar ini bisa menjawab persepsi miring tersebut. Saya berharap rekomendasi yang dihasilkan seminar ini nantinya dapat memperkuat penegakan syariat Islam di Aceh,” tandas Abdullah dalam Serambi Indonesia.
Abdullah menambahkan, penganut paham sekuler menganggap urusan agama urusan pribadi, karenanya negara tidak boleh ikut campur. Kelompok tersebut lebih mengagung-agungkan hak asasi manusia dan kebebasan berekspsresi tanpa mempertimbangkan kearifan lokal.
Untuk meluruskan berbagai paham yang menyudutkan Islam (termasuk dalam urusan HAM), perlu penjelasan dengan argumen ilmiah berbasis sejarah Islam dan kearifan lokal.
“Seminar ini diharapkan bisa membuat masyarakat kita semakin cerdas memahami konsep hukum Islam dan mudah mementahkan argumen HAM Barat yang kerap menyudutkan Islam,” kata Zaini Abdullah.[pol]
Belum ada komentar