Al-Qarafi, Penemu Teori Pelangi

Al-Qarafi, Penemu Teori Pelangi
Pelangi. (Kompas)

Soal warna pelangi, Al-Qarafi menyatakan dalam asap warna sinar matahari selalu merah seperti juga warna matahari ketika akan tenggelam dan ketika muncul di pagi hari. Warna merah yang muncul dari matahari, terdiri atas warna sinar matahari dan warna asap.

Menurut Al-Qarafi, kabut merupakan bagian asap yang sangat tebal dan kemudian berubah menjadi batu di tempat-tempat yang sangat tinggi dan dingin. Tetapi, pada daerah-daerah yang lebih rendah dan daerah-daerah yang sangat jauh dari kawasan dingin, kabut muncul dari Bumi akibat panasnya perut Bumi.

Asap kabut yang muncul dari Bumi tersebut berwarna hampir hitam atau kadang-kadang muncul berwarna biru langit, tetapi sangat jarang muncul dengan warna putih tanpa warna biru. Warna setelah merah adalah hitam. Sudah menjadi ketentuan bahwa jika warna hitam dicampur dengan merah, maka yang akan muncul adalah kuning.

Karena itulah, warna pelangi menjadi merah, kuning, biru langit, dan warna-warna murni lainnya. Al-Qarafi mengatakan, terdapat dua macam warna pelangi, yaitu warna asap dan warna matahari, warna pelangi tersusun dari kedua unsur itu. Penjelasannya tentang warna pelangi didasarkan pada prinsip keempat pada awal bukunya.

Al-Qarafi juga menyimpulkan bahwa warna cermin tak memantulkan kembali warna-warna asli sepenuhnya dari objek yang dipantulkannya. Ini merupakan hasil eksperimen maupun penelitian yang telah dilakukannya sekian lama. Warna citra yang dipantulkan cermin tersebut merupakan warna yang muncul antara warna objek dan cermin itu sendiri.

Penjelasan lain yang benar-benar berasal dari pemikiran Al-Qarafi, yaitu mengenai pertanyaan mengapa pelangi hanya muncul pada waktu-waktu tertentu. Pelangi, tak muncul setiap hari. Menurut dia, pelangi tak muncul setiap waktu karena tidak adanya bukit maupun awan mendung di balik partikel-partikel kabut.

Penyebab lainnya adalah kepekatan awan dari mana pelangi terbentuk. Partikel-partikel dalam keadaan yang amat pekat menjadi tidak tembus cahaya, tidak seperti cermin. Aristoteles, sebenarnya juga pernah menjelaskan tentang hal yang sama. Namun, penjelasan itu tak spesifik dan lengkap seperti penjelasan yang diajukan Al-Qarafi.

Dengan demikian, sejumlah kalangan menilai bahwa penjelasan Al-Qarafi tentang pelangi dianggap paling memuaskan dibandingkan penjelasan para ilmuwan lain. Sejumlah ilmuwan lain yang pernah menjelaskan tentang pelangi, di antaranya Seneca, Theodororius of Frieberg, Roger Bacon, dan Ibnu Rusyd.

Selain itu, teori Al-Qarafi tentang pelangi menjadi pijakan bagi penyelidikan tentang pelangi pada masa-masa berikutnya.

Al-Qarafi, dikenal sebagai ilmuwan yang memiliki kemampuan di bidang astronomi dan fisika. Ia dilahirkan di Bahnasa, Mesir, sekitar 1228 M. Sejarawan Islam bernaman Haji Khalifah, mengungkapkan, nama Al-Qarafi berhubungan dengan nama sebuah pemakaman umum di Kota Kairo, yang pernah menjadi tempat mukimnya.

Menurut Haji Khalifah, dengan fakta yang ia miliki bisa dipastikan bahwa Al-Qarafi memang berasal dari Mesir. Di sisi lain, tak banyak hal yang bisa diketahui dari kehidupan Al-Qarafi. Tempat meninggal Al-Qarafi, misalnya, tak diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan ia meninggal di Mesir pada 684 H atau 1285 M.

Sumber: Republika

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

WhatsApp Image 2024 11 10 at 13.29.37
Tasyukur berfoto bersama sang istri Yuniar, usai menerima hadiah sebagai Terbaik 1 dan Terbaik 2, pada penutupan MTQ Korpri VII Nasional, di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Sabtu (9/11/2024) malam. Foto: Biro Adpim

Tasyukur-Yusniar, Pasangan Juara Kafilah Aceh di Palangka Raya