PM, Banda Aceh – Debat calon presiden RI, Joko Widodo dan Prabowo Subianto baru saja usai, Minggu malam (17/2). Pada debat jilid II yang membahas soal energi, pangan, agraria, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan ini, tampak kedua calon berjibaku mempertahankan argumentasinya masing-masing.
Namun, Direktur Aceh Institute, Saiful Akmal menilai debat kali ini cenderung mengulang debat pertama, dengan kesan masih terlalu normatif dan seremonial.
“Meski ada data dan fakta yang ditampilkan, namun terkadang keduanya terjebak pada saling serang dan beberapa kali terlihat tidak menjawab pertanyaan yang muncul,” ujar Saiful, Minggu (17/2).
Ia mencontohkan, perdebatan mengenai kelapa sawit. Saiful menanggapi, kandidat petahana menyebutkan ada upaya serius atas realisasi biodiesel B20 dalam beberapa waktu terakhir. Namun, tidak ada jawaban yang lugas terkait masalah petani yang secara umum masih belum sejahtera.
Sedangkan kandidat oposisi yang kerap menggaungkan slogan ‘ekonomi untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi’, sambungnya, kadang terjebak dalam perangkap solusi hanya menyejahterakan petani dengan membeli produk mereka.
“Namun juga memunculkan ide brilian terkait kesenjangan ekonomi petani dan masyarakat calon pembeli,” ujar Saiful.
Dalam debat tersebut, kata dia, kandidat oposisi menegaskan bunyi pasal 33 UUD 1945 sebagai instrumen penting dalam menyelesaikan masalah energi, agraria, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dimana penguasaan aset harus oleh negara demi kemakmuran rakyat, bukan perusahaan asing.
“Sedangkan kandidat petahana sangat fasih mengungkapkan data terperinci dan program yang sudah dijalankan, termasuk program Palapa Ring dan pembuatan infrastruktur untuk mendukung sektor ini. Termasuk pembagian lahan tanah dan hutan sosial,” imbuh Saiful.
Ia juga mengkritisi, fakta hari ini memperlihatkan bahwa lahan makin banyak yang tidak lagi dikusai negara, tapi dipegang oleh swasta. “Belum lagi kenyataan bahwa rancangan undang-undang terkait kepemilikan lahan yang pernah diusulkan, juga tidak jelas lagi rimbanya,” tutupnya. []
Belum ada komentar