PM, Calang – Kasus bayi yang terlahir dengan kondisi stunting (bertubuh pendek) masih sangat tinggi di Aceh Jaya. Hal itu disampaikan oleh Asisten II Setdakab Aceh Jaya, Mawardi pada Kamis (12/7).
Untuk menurunkannya, Mawardi mengaku telah menargetkan upaya antisipasi terhadap dampak stunting. Rencana itu telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2017-2022.
“Setiap tahun bisa turun 25 persen, sehingga sampai pada akhir target RPJM tahun 2022 stunting dapat turun 100 persen,” ujar Mawardi usai membuka acara Rakerda (Rapat Kerja Daerah) Keluarga Berencana di Aula Hotel Pantai Barat, Gampong Keutapang, Calang ada Kamis (12/7).
Mawardi menyampaikan, tingginya angka stunting di Aceh jaya yang mencapai 90 persen itu disebabkan kurangnya asupan gizi pada ibu yang tengah mengandung. Hal itu bisa dilatarbelakangi oleh kondisi kemiskinan.
“Sehingga kurangnya asupan gizi mengakibatkan anak lahir dengan kondisi stunting, bisa jadi karena faktor kemiskinan, karena angka kemiskinan kita masih 15 persen, berada peringkat 16 dari 23 kabupaten di Aceh,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sudah mencari cara untuk menurunkan angka stuting dengan berkoordinasi dengan seluruh stakeholder serta dinas-dinas terkait yang ada di Aceh Jaya. “Kita berupaya keras sehingga angka stunting ini bisa diturunkan,” tutup Mawardi. []
Reporter: Arif Hidayat
Belum ada komentar