Banda Aceh—Gempa berkekuatan 6 skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Pidie, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam pada Selasa pagi (22/1), sekitar pukul 05.22. Akibatnya, seorang warga meninggal dan 15 warga lainnya luka-luka.
Gempa mengguncang dua kecamatan ini menyebabkan beberapa rumah hancur. Dilaporkan rumah roboh berada di Kecamatan Mane dan Geumpang, persisnya di Gampong Bangkeh, Pulo Lhok dan Mane. Sedangkan korban meninggal diketahui bernama Tuti, 8, warga Gampong Mane, Kecamatan Mane, Pidie.
Sedangkan tujuh korban luka-luka parah akibat tertimpa bangunan rumah di antaranya, Nasrin, 30, warga Trucut, Kecamatan Mane, Ainsyah Bin Cut, 40, warga Pulo Lhoh, Kecamatan Gempang.
Lalu Ita Darmi, 35, warga Pulo Lhok, Rahil, 3, warga Pulo Lhok, Tarapa, 27, warga Pulo Lhok, Saripah Ahmat, 65, warga Gampong Lupu, dan Samsiah, 65, warga Pulo Lhok. Sedangkan delapan warga lainnya hanya mengalami luka ringan.
Kepala Pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie Apriadi saat dihubungi Rakyat Aceh (grup Padang Ekspres), Selasa (22/1), mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan. “Rekapitulasi sementara dampak gempa di Kecamatan Mane dan Geumpang seorang tewas, bangunan rusak dan rumah rusak 84 unit, masjid rusak 8 unit, Meunasah 2 unit, Kantor Camat Mane 1 unit, sekolah 1 unit, puskesmas 1 unit, dan kompleks kompi 4 unit rumah rusak. Kita terus mendata dan diperkirakan masih ada rumah yang rusak,” jelas Apriadi.
Bupati Pidie Sarjani Abdullah mengatakan telah menyalurkan bantuan berupa 2 ton beras serta bahan pokok untuk masa darurat 5 hari ke depan. “Kita tetap komit membantu korban gempa,” jelasnya.
Gempa Bersifat Merusak
USGS (United State Geological Survey) menyebutkan bahwa gempa Selasa (22/1) pagi, adalah gempa darat di kawasan Mane–Geumpang, Kabupaten Pidie. Gempa pertama dengan kekuatan 6 SR, terjadi pukul 05.22 berkedalaman 16 km. Kemudian disusul gempa kedua pukul 05.48 berkekuatan 4,7 SR kedalaman 14 km. Kedua dua gempa tersebut hanya berselang 25 menit.
Gempa di sesar Sumatera itu memiliki efek merusak luar biasa karena sumber gempa hanya berjarak sekitar 20 km di bawah kaki. Jadi, meskipun skala gempanya cuma 6 SR, namun goncangan yang dirasakan akan sangat kuat. Kejadian darat magnitude-nya kecil, namun berdampak besar pernah terjadi pada peristiwa gempa Yogyakarta beberapa tahun lalu.
“Sumber bukan di laut, melainkan di darat akibat pergerakan sesar Sumatera,” kata Ibnu Rusydy, peneliti Geo-Hazard TDMRC-Unsyiah dan anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia-Aceh. Namun, tambahnya, gempa tersebut sedikit berbeda dengan gempa-gempa sebelumnya. Sebelumnya, hanya sering dirasakan gempa di zona subduksi. Dalam beberapa pertemuan, TDMRC sudah beberapa kali menginformasikan bahwa di Sumatera ada 3 sumber utama gempa bumi, yakni zona subduksi, kerak samudera (IFZ-NER), dan sesar Sumatera.
Sejarah gempa di sesar Sumatera sejak 1892, tunjaman lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia tidaklah tegak lurus melainkan miring sekitar 45 derajat. Kemiringan ini menyebabkan terbentuknya sesar Sumatera dari Selat Sunda sampai Kepulauan Andaman di bagian barat Aceh dengan total panjang 1.900 km.
Ahli kebumian membagi patahan Sumatera dalam 19 segmen, di antaranya segmen Sunda, Semangko, Kumering, Manna, Musi, Ketaun, Dikit, Siulak, Suliti, Sumani, Sianok, Sumpur, Barumun, Angkola, Toru, Renun, Tripa, Aceh dan Seulimuem.
Sejak 1892, menurutnya, telah terjadi 23 kali gempa darat/sesar dengan skala di atas 6 SR di sepanjang sesar Sumatera dan sampai saat ini ada beberapa seismic gap atau kawasan yang jarang terjadi gempa yang harus waspadai bersama.
Untuk kawasan Aceh, menurutnya, terdapat tiga segmen sesar Sumatera. Di antaranya, segmen Tripa, segmen Aceh dan segmen Seulimeum. Pada segmen seulimum pernah terjadi gempa tahun 1964 dan 1975. Namun, untuk segmen Aceh sangat jarang terjadi. “Tidak pernah terjadinya gempa ini, haruslah tetap kita waspadai karena pada segmen ini ada energi belum lepas,” ujar Ibnu.
Gempa subuh kemarin, katanya, adalah energi sesar Sumatera segmen Aceh di kawasan Tangse-Mane-Geumpang lepas. Gempa-gempa susulan sangat dimungkinkan terjadi, namun dalam skala lebih kecil dari gempa-gempa pagi kemarin.
Sementara itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mendeteksikan gempa tersebut berpusat sekitar 15 km barat daya Banda Aceh berkedalaman 84 km dengan kekuatan 6 SR. Gempa kedua berkekuatan 5,1 SR dengan kedalaman 12 km. Meskipun data pusat gempa antara BMG dan USGS berbeda, namun keduanya menjelaskan bahwa gempa tektonik itu akibat patahnya lempeng.[jpnn]
Belum ada komentar