Irigasi Tak Berfungsi, Ratusan Petani Terancam tak Bisa Garap Lahan

Irigasi Tak Berfungsi, Ratusan Petani Terancam tak Bisa Garap Lahan
Irigasi Tak Berfungsi, Ratusan Petani Terancam tak Bisa Garap Lahan

PM, TAPAKTUAN – Ratusan petani di empat gampong dalam Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, mengalami kendala mengolah sawah pada musim tanam rendengan awal tahun 2018, akibat saluran irigasi tidak berfungsi.

Saluran irigasi yang selama ini mengaliri sawah masyarakat Gampong Drien Jalo, Ie Dingen, Kuta Buloh I dan Kuta Buloh II, di pintu irigasi induk pinggir sungai Gampong Drien Jalo, sudah tertimbun kerikil.

“Puluhan hektar sawah milik masyarakat di empat gampong tersebut mengalami krisis air sejak beberapa bulan terakhir. Karena irigasi induk di Drien Jalo sudah tertimbun kerikil yang dibawa arus sungai,” kata Keujruen Blang Gampong Ie Dingin, Khairuman kepada wartawan di Meukek, Rabu (17/1) kemarin.

Dikatakan, bangunan irigasi induk di Gampong Drien Jalo tersebut merupakan satu-satunya jaringan irigasi yang berfungsi mengaliri atau menyuplai air ke lahan persawahan milik masyarakat di empat gampong dimaksud. Jika irigasi tersebut tidak berfungsi, kata dia, maka otomatis suplai air ke lahan persawahan warga terganggu.

“Jika tidak ditangani segera, dipastikan petani di empat gampong itu akan mengalami gagal tanam tahun 2018 ini,” tambahnya.

Menurutnya, sedimen lumpur dan batu kerikil yang menutup pintu irigasi di Gampong Drien Jalo telah terjadi sejak beberapa bulan lalu pasca meluapnya air sungai (krueng) Meukek.

Pihaknya, sambung Khairuman, menyesalkan kinerja Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait yang terkesan membiarkan mulut irigasi tersebut tertutup batu kerikil dan sedimen lumpur selama ini. Padahal, fasilitas irigasi sangat dibutuhkan masyarakat petani untuk mengolah lahan sawahnya.

“Padahal kejadian tertutupnya pintu irigasi tersebut telah berlangsung lama, tapi sayangnya sampai saat ini belum ada kebijakan serius dari Pemkab Aceh Selatan untuk menormalisasi kembali agar suplai air ke lahan persawahan warga bisa normal kembali,” sesalnya.

Edy Azman, Salah seorang petani lainnya menambahkan, selain persoalan pintu irigasi sudah tertutup batu kerikil dampak banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, juga mengakibatkan muara sungai (krueng) Meukek berpindah.

“Asal sudah terjadi banjir, muara sungai yang berhulu dari Gampong Jambo Papeun tersebut sering berpindah-pindah. Kondisi ini juga menjadi faktor utama sehingga suplai air dari irigasi tersebut sering macet bahkan terhenti,” ucap Edy.

Menurutnya, jika persoalan krisis air tersebut tidak ditangani segera oleh Pemkab Aceh Selatan, maka sebagian petani di wilayah itu khususnya di Gampong Ie Dingen akan mengganti bercocok tanam dari sebelumnya tanaman padi akan menanam kacang tanah.

“Dengan kondisi lahan sawah tadah hujan sekarang ini, maka satu-satunya solusi untuk tetap bisa bercocok tanam harus menggantinya dengan tanaman kacang tanah dan tanaman jagung,” sebutnya.

Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Selatan Surya Rahmadi saat dimintai konfirmasi mengatakan pihaknya berjanji akan turun langsung kelokasi dalam waktu dekat untuk meninjau pintu irigasi di Gampong Drien Jalo yang sudah tertimbun kerikil tersebut.

“Akan kami tinjau langsung ke lokasi untuk mencari solusi penanganannya ke depan,” kata Surya Rahmadi Singkat.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait