Pekerjaan Proyek Tak Sesuai Harapan, Masyarakat Alue Baro Meukek Usir Kontraktor

Pekerjaan Proyek Tak Sesuai Harapan, Masyarakat Alue Baro Meukek Usir Kontraktor
Pekerjaan Proyek Tak Sesuai Harapan, Masyarakat Alue Baro Meukek Usir Kontraktor

PM, TAPAKTUAN – Puluhan masyarakat dan pemuda Gampong Alue Baro, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, mengusir oknum kontraktor yang hendak mengerjakan proyek pengaspalan hotmix badan jalan gampong setempat, Senin (11/12) sekitar pukul 15.00 WIB.

Hal itu dilakukan karena masyarakat setempat tidak bisa menerima atau menolak kebijakan Pemkab Aceh Selatan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), yang berencana hanya mengerjakan pengaspalan badan jalan hotmix sepanjang lebih kurang 150 meter saja. Yakni mulai dari simpang Alue Baro sampai kepala jembatan gantung (pinggir sungai).

Salah seorang tokoh pemuda Gampong Alue Baro, Jhon Kenedi mengatakan, oknum kontraktor yang ditunjuk oleh Pemkab Aceh Selatan yang hendak mengerjakan proyek tersebut, pada saat itu telah sempat  menurunkan sejumlah peralatan kerja ke lokasi proyek.

Mengetahui hal itu, puluhan masyarakat dan pemuda termasuk perangkat gampong langsung menuju ke lokasi meminta supaya rencana pekerjaan proyek dimaksud segera dihentikan.

“Seluruh peralatan yang telah diturunkan, saat itu juga diangkat untuk dibawa pulang kembali oleh oknum kontraktor tersebut. Sehingga pekerjaan proyek batal dikerjakan,” kata Jhon Kenedi kepada wartawan via sambungan Telphone, Senin (11/12) malam.

Menurutnya, masyarakat dan pemuda serta aparat gampong setempat merasa kecewa kepada Pemkab Aceh Selatan. Karena badan jalan desa yang sudah rusak parah sejak beberapa tahun lalu itu tak kunjung diperbaiki selama ini. Kekesalan warga makin bertambah, kata dia, karena jauh-jauh hari sebelumnya petugas dari dinas terkait telah beberapa kali melakukan pengukuran.

“Kalau tidak salah kurang lebih sudah sepuluh kali dilakukan pengukuran. Saat diukur panjang jalan yang hendak di aspal hotmix itu mulai simpang Alue Baro sampai ujung Lhok Bak U sekitar 1,10 Km. Namun tiba-tiba yang hendak dikerjakan hanya sepanjang 150 meter, apa tidak jengkel masyarakat,” ungkapnya.

Informasi didapat, masyarakat bersama perangkat gampong telah sepakat tetap akan menolak keputusan Pemkab Aceh Selatan jika pekerjaan proyek pengaspalan jalan dimaksud tidak dikerjakan secara keseluruhan atau sampai tuntas. Sebab badan jalan desa mulai dari simpang Alue Baro sampai ujung Lhok Bak U sepanjang 1,10 Km tersebut telah rusak parah sejak beberapa tahun lalu.

Menurutnya, badan jalan desa yang paling rusak parah adalah mulai dari seberang jembatan gantung hingga diseputaran pemukiman penduduk setempat. Di depan rumah-rumah penduduk, badan jalan desa dipenuhi lobang – lobang besar dengan kedalaman mencapai 30 – 50 Cm. Kondisi itu mengakibatkan para pengguna jalan sulit melintas karena badan jalan sudah rusak parah.

“Disaat musim hujan badan jalan Desa Alue Baro khususnya di seputaran pemukiman penduduk bagaikan kubangan kerbau. Para pengendara kendaraan yang melintas sering terperosok dalam lobang. Jika tidak ekstra hati-hati pengendara sepeda motor bisa jatuh,” ujar Jhon Kenedi.

Kekecewaan masyarakat setempat, menurut Jhon, bukan tidak beralasan. Sebab badan jalan desa yang dibangun sekitar puluhan tahun silam yang kondisinya sekarang ini sudah rusak parah tersebut, telah berulang kali dilaporkan kepada Pemkab Aceh Selatan supaya segera diperbaiki. Namun sayangnya, laporan dan permintaan masyarakat tersebut terkesan diabaikan begitu saja oleh pihak pemerintah.

“Permintaan itu baru direspon sekarang ini, itupun hanya sepanjang 150 meter. Yang celakanya lagi rencana pengaspalan 150 meter itu justru bukan di lokasi badan jalan yang rusak parah di seputaran pemukiman penduduk melainkan di simpang masuk ke Gampong Alue Baro,” sesalnya.

Keuchik Gampong Alue Baro, Amren yang dihubungi dari Tapaktuan membenarkan aksi penolakan warga terhadap rencana pengaspalan hotmix badan jalan desa setempat.

Namun Keuchik Amren melarang wartawan memberitakan persoalan itu karena khawatir Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra makin marah terhadap gampong setempat.

“Tolong jangan diberitakan dulu kejadian ini (maksudnya aksi penolakan warga). Sebab dana gampong kami juga belum ditandatangani. Pokoknya saya mohon jangan diberitakan dulu, tunggu dulu dalam beberapa hari ini. Besok (Selasa-red) saya dipanggil oleh bupati. Saya akan menjelaskan bahwa aksi ini murni keputusan masyarakat, jika tidak percaya akan saya panggil masyarakat,” ujarnya.

Menurut dia, saat terjadi aksi penolakan oleh puluhan masyarakat tersebut, Bupati Aceh Selatan, HT Sama Indra sempat berbicara dengannya melalui handphone Kepala Dinas PUPR, T Bahrumsyah.

“Bupati mengatakan tahun 2017 ini dilakukan pengaspalan sepanjang itu dulu (maksudnya dari simpang Alue Baro sampai kepala jembatan gantung). Sisanya akan dituntaskan pada tahun 2018 mendatang. Lalu saya jawab, tahun 2018 lain lagi nanti pak. Soalnya masyarakat menolak jika dikerjakan tidak tuntas seluruhnya. Mendengar itu, tiba-tiba sambungan telphone langsung dimatikan,” ucap Keuchik Amren.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait