PM, Pidie Jaya – Masyarakat di Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, sejak beberapa hari terakhir mengeluhkan kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kilogram (Kg), yang didistrubiskan ke gampong-gampong.
“Saat ini, gas elpiji 3 kg sangat langka, seandainya pun ada, harganya pasti sangat tinggi bisa mencapai Rp 25 ribu atau Rp 32 ribu,” kata salah satu warga Bandar Baru kepada pikiranmerdeka.co, Selasa (21/11), yang enggan ditulis namanya.
Baca: Dugaan Permaian di Balik Kelangkaan Elpiji Bersubsidi
Dia mengatakan, harga tersebut berbanding jauh dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pidie Jaya, yang hanya sekitar Rp 18 ribu per tabung gas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pikiranmerdeka.co, gas elpiji melon tersebut didistribusikan ke setiap pangkalan-pangkalan yang di kecamatan, dalam waktu tiga hari sekali.
“Kalu mau membeli gas, baru dapat saat mobil distributor sedang membongkar gas di pangkalan. Begitu truck tersebut pergi, gas tersebut langsung habis. Anehnya lagi, di kios-kios eceran, barangnya selalu tersedia dan harganya pun hampir mancapai dua kali lipat dari harga normal,” sebutnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu warga Kecamatan Meureudu, M Nazar. Dia menyebutkan, dalam beberapa pekan ini, dia sangat kesulitan memperoleh gas melon tersebut, walau harganya diatas harga standar.
“Sudah hampir beberapa minggu saya sangat kesulitan untuk membeli gas, bahkan untuk kita beli harga diatas standar yang dijual di kios enceran juga kosong. Seandainya barangnya ada, bahkan Rp 35 ribu pun juga akan saya beli,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Disperindagkop Pidie Jaya, Rapiati yang dikonfirmasi oleh pikiranmerdeka.co, Selasa (21/11) mengatakan, gas elpiji 3 kilogram (Kg) tersebut tidaklah langka.
“Gimana bisa langka. Kalau tidak salah saya, baru hari Senin kemarin gas tersebut didistribusikan ke Kecamatan Bandar Baru maupun beberapa kecamatan lainnya. Dan juga tidak ada yang jual gas 3 kg sampai dengan harga Rp 30 ribu,” sebut Rapiati.
Dia mengatakan, pihaknya terlebih dulu akan menelusuri informasi kelangkaam gas melon tersebut. Namun, ia tidak mengakui kalau gas 3 kg kelangkaan serta dijual diatas harga HET.
“Dalam satu pekan pendistribusian gas elpiji 3 kg, dilakukan dua kali dalam satu Minggu, dan hari Senin kemaren baru dikirim. Dan untuk yang di Gampong Musa, hari ini sedang dibagikan di situ,” paparnya.
Rapiati berharap, jika warga menemukan ada pangkalan yang nakal dengan menjual gas 3 kg di atas harga HET, atau pangkalan-pangkalan yang menyebabkan kelangkaan gas supaya melaporkan pangkalan tersebut.
“Kalau ada pangkalan yang seperti itu, tolong ditunjukin, biar kita tindak dengan tegas. Kami juga akan mencoba menelusuri dulu kelapangan,” jelasnya.()
Belum ada komentar