PM, TAPAKTUAN – Upaya penanganan terhadap korban bencana banjir dan tanah longsor di beberapa Kecamatan di Aceh Selatan, tidak terkoordinir dengan baik. Akibatnya, proses pemberian bantuan kepada warga korban tidak maksimal.
Demikian disampaikan Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, Mayfendri kepada wartawan di Tapaktuan, Minggu (12/11).
Menurutnya, selama ini masing-masing petugas terkesan jalan sendiri-sendiri. Celakanya lagi, kata dia, oknum petugas dan pejabat terkait baru sibuk dan kocar-kacir mendatangi lokasi bencana saat pimpinan daerah turun ke lokasi.
“Coba bayangkan, disaat terjadi bencana kami terpaksa bergerak sendiri di lapangan setelah menerima laporan dari warga. Karena tidak ada yang koordinir di lapangan. Bahkan, ada pejabat Muspika yang meminta data korban banjir secara langsung kepada kami, padahal tugas kami di lapangan hanya melakukan proses evakuasi korban, sedangkan yang bertugas mendata korban adalah pihak BPBD,” katanya.
Mayfendri mencontohkan seperti saat terjadi tanah longsor yang menimbun badan jalan di kawasan Gunung Pudung, Kemukiman Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah pada Kamis (9/11) malam lalu. Untuk memindahkan tumpukan tanah di badan jalan, pihaknya langsung mengkoordinir proses pekerjaan di lapangan bersama masyarakat setempat.
Parahnya lagi, lanjutnya, saat terjadi bencana banjir yang merendam pemukiman penduduk di lima desa dalam wilayah Trumon Raya akibat meluapnya sungai Gelombang, proses penanganan terhadap warga korban banjir tersebut sangat lambat. Bahkan, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Aceh Selatan, Suryadi tidak terlihat turun langsung ke lokasi memantau banjir.
“Seharusnya beliau yang bertanggungjawab penuh di lokasi bencana karena Kepala BPBD Aceh Selatan, Ir Sufli sedang sakit di Banda Aceh. Tapi sayangnya, sejak terjadi banjir yang bersangkutan tidak terlihat di lokasi. Proses penanganan bencana langsung dilakukan sendiri-sendiri oleh masing-masing pihak,” sesalnya.
Mayfendri meminta kepada Sekdakab Aceh Selatan, H Nasjuddin bertanggungjawab dan membenahi sistem penanganan bencana di daerah itu. Dia meminta Sekda mengevaluasi kembali kinerja para pejabat terkait yang duduk di BPBD setempat.
Sebab, kata dia, keberadaan BPBD yang bertugas mengkoordinir langsung proses penanganan bencana di daerah langsung berada di bawah tanggungjawab Sekdakab yang secara eks officio menjabat sebagai Kepala BPBD sedangkan Ir Sufli hanya bertindak sebagai Kepala Pelaksana (Kalak).
“Dulu ada dibentuk Posko Bersama Penanganan Bencana di BPBD Aceh Selatan sehingga proses penanggulangan bencana terkoordinir dengan baik. Namun sejak beberapa tahun terakhir sekretariat bersama tersebut sudah tidak ada lagi,” ujar Mayfendri.
“Karena itu kami meminta kepada Pemkab Aceh Selatan agar menghidupkan kembali sekretariat bersama penanggulangan bencana di BPBD Aceh Selatan, agar semua pihak mudah mengakses data informasi bencana dan langkah yang dilakukan dilapangan lebih terkoordinir,” pintanya.
Sementara itu, Kasie Kedaruratan BPBD Aceh Selatan, Suhada membantah tudingan proses penanganan bencana di daerah itu amburadul. Menurutnya, pasca terjadi bencana banjir di Trumon Raya, pihaknya langsung terjun ke lokasi membantu proses evakuasi korban dan mendirikan tenda di tempat pengungsian.
“Tidak benar Kabid Kedaruratan tidak turun ke lokasi. Bahkan beliau bersama kami sudah sejak dua malam lalu bermalam di lokasi banjir membantu warga korban,” tegasnya.
Hanya saja, sambungnya, terkait data para korban banjir sejauh ini belum bisa di serahkan kepada pihak terkait karena sedang dalam proses pendataaan yang lengkap.
“Kami tidak ingin data yang diserahkan tersebut tidak valid dan akurat. Makanya proses pendataan dilapangan membutuhkan waktu,” ujarnya.
Bahkan menanggapi hal itu, salah seorang staf BPBD Aceh Selatan, Jefri secara khusus menghubungi wartawan mengklarifikasi kembali bahwa tidak benar tudingan Kabid Kedaruratan tidak turun ke lokasi banjir di Trumon Raya.
“Justru Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, Mayfendri yang tidak turun ke lapangan. Anak buahnya aja sudah berputar-putar di lokasi banjir tidak ada yang arahkan. Kami sudah cukup maksimal menangani warga korban banjir,” tegasnya.()
Belum ada komentar