100 Hari Kinerja Bupati Pidie, Keserisusan Abusyik Membangun Pidie

100 Hari Kinerja Bupati Pidie, Keserisusan Abusyik Membangun Pidie
100 Hari Kinerja Bupati Pidie, Keserisusan Abusyik Membangun Pidie

BUPATI Pidie Roni Ahmad alias Abusyik didampingi Wakil Bupati Fadhlullah T. M. Duad, memiliki program khusus dalam membangun Pidie sejak pertama dilantik 7 Juli 2017 lalu, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat.

Bahkan, saat dilantik Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Abusyik dan Fadhlullah diminta untuk menejaga hutan dari perambahan dan persoalan penambang emas secara liar. Tentu saja sulit untuk melakukan semua itu, akan tetapi setelah Perkopimda Aceh mengeluarkan edaran dan diteruskan Abusyik, Polisi langsung bergerak dan mengamankan 6 pekerja tambang ilegal. Itu semua bukti keserisusan Abusyik selaku orang nomor satu di Pidie dalam membangun daerah ke depan.

Itu masih tahap awal dalam mempersatukan masyarakat dan mendukung penuh kinerja Abusyik sejak tahun 2017 hingga 2022 nanti, dimana masa jabatannya berakhir. Abusyik akan menjawab semua tantangan dari masyarakat, dimana setiap kepemimpinan pasti ada pro dan kontra dan manusia tidak sempurna dalam menjalankan apa saja termasuk Abusyik sebagai pemimpim rakyat Pidie.

Dengan motto “Meusigrak‎” Roni Ahmad dan Fadhlullah T.M.Daud segera berbenah dan kepemimpinanya berbaur dengan rakyat. Hal itu sudah terbukti. Melalui progran gotong royong yang dicetuskan Abusyik dan dia langsung turun ke lapangan untuk bekerja bukan hanya melihat saja.

“Ini merupakan ciri khas Abusyik bisa berbaur dengan masyarakat karena dia sebagai bupati nya rakyat,” ungkap Muharamsyah salah seorang warga Pidie.

Lanjut Muharam, priode 100 hari pertama menjabat Bupati dan Wakil Bupati baru Pidie, pasangan Roni Ahmad dan Fhadlullah T.M.Daud dapat menjadi indikator awal untuk menunjukkan good will dan political will. Hal pertama yang dilakukan pasangan Abusyik ini membangun kepercayaan publik melalui budaya gotong royang.

Merubah mind-set rakyat mengarah ke percepatan bukan main aman seperti yanh dipraktekkan oleh pemimpin sebelumnya. Relasi kuasa antara Bupati dan Wakil Bupati juga telah dibagi dengan baik, Bupati urus Rakyat, dan wabubnya mengurus pemerintahan. Hal ini dilakukan mengingar seringkali jika tidak pas dalam jangka panjang akan menjadi riskan.

Saat ini sudah mulai sinkronisasi, di fase awal ditentukan yang menjadi prioritas terutama konsolidasi. Kalau sirkulasi elite tidak berjalan lancar akan berpengaruh ke depan. Abusyik faham, bahwa 47 persen yang terang-terangan memilih, menanti bersikap, persoalan yang menunggu diselesaikan.

Pidie membutuhkan petarung, petarung yang kreatif dan inovatif. Contohnya mantan bupati Nurdin Abdurrahman, ketika itu mempunyai pemikiran berani yang tak difikirkan oleh orang lainnya dalam membangun Universitas di atas bukit.

Berpikir di luar dari norma-norma yang ada, yang menarik dari periode 100 hari, 50 hari, seminggu. Banyak yang bisa dilakukan dari hanya alasan menghindari kegaduhan, dengan menunjukkan memegang kuat janjinya. Bupati bukan hanya jabatan administratif tetapi juga politik. Di depan mata jelas ada permasalahan seperti eksistensi pabrik semen sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Pidie, ancaman kerusakan lingkungan akibat penambangan emas liar. Managemen data base terpadu.

‎Lain halnya yang dikatakan Isfandiar, Kepala SMK Negeri 1 Batee, kepada pikiranmerdeka.co dia mengaku,‎ kegiatan yang dilakukan oleh Bupati Pidie, sering berkunjung ke kecamatan selama ini berbaur dengan masyarakat itu langkah tepat. Apalagi ditambah dengan adanya strategi jitu dalam meningkatkan efisiensi pendidikan di Pidie.

“Kita yakin pada Roni Ahmad (Abusyik) tentunya memiliki teknis dan cara tersendiri dalam melakukan hal itu.‎ “Jadi apa yang dilakukan bupati selama 100 hari kerja sangat berdampak pada pembangunan Pidie ke depan,” ungkapnya.

Isfandiar yang juga mantan jurnalis itu m‎engungkapkan, trobosan bupati sangat direspon oleh masyarakat Pidie. Tentu saja menjadi pemimpin tidak smudah membalik telapak tangan, ada yang pro dan ada juga yang kontra. Apa yang dilakukan bupati dan wakilnya dimasa kerja 100 hari sudah sangat menyentuh.

Akan tetapi masih banyak yang harus diperbaiki dan waktu masih panjang 5 tahun ke depan, sehingga nantinya program kinerja bupati 5 tahun mendapat sambutan dari masyarakat. “Saya melihat ada niat baik dari bupati untuk memajukan daerah terutama dibidang pendidikan,” ungkapnya.

Tak hanya itu kata Isfandiar, program gotong royong ‎juga membangkitkan adat istiadat masyarakat Aceh kembali dan jarang pemimpin yanh memikirkan ke arah itu. Namun Roni Ahmad selaku Bupati Pidie telah membangkitkan kembali adat (reusam) bagi masyarakat Pidie untuk slaing tolong menolong melalui program gotong royong. Sebab, gotong royong sudah hilang dalam masyarakat pasca tsunami melanda Aceh, 26 Desember 2004 yang lalu.

Artinya bupati selaku pemimpin masih banyak yang harus dilakukan untuk membangun daerah dan Pidie harus ada perubahan dari sebelumnya. “Saya yakin Roni Ahmad mampu merubah semua itu, bisa menjalankan roda pemerintahan yang baik dan disiplin,”papar Isfandiar.

Sementara itu Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Layanan Masyarakat (Lamar) Kabupaten Pidie Teuku Musliadi kepada pikiranmerdeka.co menuturkan, sangat mendukung program 100 hari Bupati Pidie karena mengutama pedekatan persuasif terhadap masyarakat Pidie itu sendiri. Apa yang dilakukan Roni Ahmad dan Fadhlullah T.M.Duad sangat menyentuh rakyat, seperti melakukan gotong royong ke pasar-pasar dan saweu gampog serta pembersihan drainase guna untuk mengantisipasi banjir. “Ini sangat menyentuk hajat hidup masyarakat Pidie,”jelasnya.

Kemudian Musliadi mengaku, saweu gampong hampir tidak pernah dilakukan oleh bupati sebelumnya dan penataan kota. Jadi dirinya sangat mengapresiasi hasil kerja 100 hari Bupati Pidie, tentu saja masih banyak yang harus dilakukan oleh Roni dan Fadhlullah. Misalnya seperti menyelesaikan persengketaan tanah di lokasi pembangunan pabrik semen di Kecamatan Muara Tiga dan Batee.

Musliadi sangat optimis jika Roni Ahmad mampu menyelesaikan semua persoalan yang ada di Pidie dalam masa bakti 5 tahun mendatang. “Saya menginginkan adanya senerjik dengan rakyat dalam membangun Pidie ke depan dan itu lah yang dimiliki sosok Roni Ahmad Alias Abusyik,” ungkap Musliadi.SH.

Lain halnya yang diungkapkan Rahmi Darwin selaku tokoh perempuan‎ di Pidie kepada pikiranmerdeka.co, dimana menurut dia untuk program 100 hari kerja bupati dan wakil bupati sangat baik dalam membagikan job description keduanya. Tidak ada tumpang tindih pekerjaan yang dilakukan keduanya. Bahkan tidak hanya bupati dan wabup, dalam 100 hari kerja ibu bupati dan ibu wakil juga langsung dilibatkan dalam mengidentifikasikan fenomena yang terjadi di gampong-gampong terkait dengan perempuan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Pidie di sektor rumah tangga. “Hal ini saya rasa awal yang baik dalam penguatan intern untuk 5 tahun kedepan,”jelasnya.

Rahmi menyebutkan, kunjungan kerja yang dilakukan oleh kedua pimpinan daerah hal yang sangat positif. Ini bentuk stimulus awal dalam menyikapi berbagai aspirasi masyarakat untuk kemajuan Pidie kedepan. Abusyik dan wakil selalu komit dalam menegakkan aturan, dan ini adalah cerminan dari seorang pemimpin.Dalam berbagai kesempatan yang bersifat perampungan usulan Abusyik dan wakil selalu melibatkan banyak stakeholder dalam memberikan masukan. “Ini dapat kita lihat dalam tim perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dengan melibatkan ratusan kepala untuk memberikan masukan. Tidak hanya masukan dari pihak aparatur sipil negara namun masyarakat diberi ruang dalam masukan program. “Saya yakin 5 tahun ke depan Pidie akan lebih baik dari yang sekarang,”papar Rahmi.

 

‎Rahmi juga menyarankan, untuk kinerja 5 tahun kedepan adalah sinergisitas program terdahulu dan program kedepan, terus komit untuk menjalankan roda pemerintahan dari aturan yang berlaku dan tempatkan Sumber Daya Manusi (SDM) untuk kinerja yang berpengalaman dan sesuai dengan keilmuan. Serta terus aktif untuk keterlibatan perempuan dalam peningkatan taraf hidup masyarakat.

Meski demikian Abusyik harus melibatkan semua pihak dalam membangun Pidie ke depan, serta merekrut pejabat harus sesuai bidangnya masing. Agar nantinya setiap perencanaan tidak melenceng dengan aturan. “Ini merupakan tantangan bagi bapati dan wakilnya untuk mensejahterakan rakyat Pidie,” tegasnya.(***)

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Tiga Pengedar Ekstasi Dibekuk di Lhokseumawe
Tiga tersangka pengedar ekstasi ditahan di Mapolres Lhokseumawe. [Pikiran Merdeka | Fahrizal Salim]

Tiga Pengedar Ekstasi Dibekuk di Lhokseumawe