Nelayan Aceh Selatan Panen Gurita, Penghasilan Capai Rp2 Juta/hari

Nelayan Aceh Selatan Panen Gurita, Penghasilan Capai Rp2 Juta/hari
Nelayan Aceh Selatan Panen Gurita, Penghasilan Capai Rp2 Juta/hari

PM, TAPAKTUAN – Nelayan di Kabupaten Aceh Selatan, sejak sepekan terakhir tidak melaut. Mereka lebih memilih berburu gurita untuk meningkatkan perekonomiannya.

Karena nelayan sibuk mencari gurita di laut lepas, saat ini ketersediaan ikan untuk konsumsi masyarakat langka di pasaran.

Syafruddin (50), salah seorang nelayan yang dijumpai di pelabuhan tradisional Gampong Sawang Indah, Kecamatan Labuhanhaji Timur, Minggu (22/10) mengatakan, mayoritas nelayan yang selama ini rutin memancing ikan menggunakan perahu kecil sekarang ini sedang disibukkan dengan memancing gurita.

“Harga gurita sedang mahal dan sedang dibutuhkan oleh pembeli sekarang ini. Agen pengumpul sanggup membeli sebanyak apapun gurita hasil tangkapan nelayan,” kata Syafruddin.

Dia menyatakan, puluhan nelayan di wilayah itu berangkat sejak pagi dan baru pulang pada sore hari khusus memancing gurita di laut lepas berjarak sekitar 5-10 mil laut.

“Sekarang ini memang sedang musim munculnya gurita. Para nelayan tidak lagi fokus memancing ikan, karena harga gurita lebih menggiurkan dibanding harga ikan,” ucapnya.

“Umpan yang digunakan untuk memancing guritapun berbeda dengan umpan yang digunakan untuk memancing ikan. Sebab untuk memancing gurita umpannya khusus diolah dari daun dan buah kelapa,” tambahnya.

Sekali melaut, lanjutnya, masing-masing nelayan berhasil mengumpulkan gurita antara 10 – 60 Kg. “Paling minimal gurita berhasil dibawa pulang itu 4-5 Kg,” sebutnya.

Saat ditanya keberadaan ikan khususnya ikan karang untuk konsumsi masyarakat, Syafruddin memastikan bahwa sekarang ini tidak ada lagi nelayan yang membawa pulang ikan dalam perahunya.

Herman, salah seorang agen pengumpul mengatakan, harga gurita yang dibeli pihaknya kepada nelayan mencapai Rp 50.000-52.000/Kg. Masing-masing nelayan rata-rata ada penghasilan mencapai Rp 1-2 juta/hari atau paling minimalnya Rp 500.000-600.000/hari.

Gurita yang telah dikumpulkan pihaknya tersebut, ujar dia, selanjutnya dikirim ke pembeli di Medan, Sumatera Utara. “Dalam sekali kirim per beberapa hari sekali itu mencapai 1 atau 2 ton. Harga di Medan sendiri mencapai Rp 58.000-60.000/Kg. Artinya bahwa kami hanya dapat sekitar Rp 2.000 saja per Kg setelah dipotong ongkos angkut dan biaya-biaya tak terduga lainnya,” kata Herman.

Kondisi berbeda justru terjadi terhadap nelayan di wilayah Timur Aceh Selatan mulai dari Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet Selatan, hingga wilayah Bakongan dan Trumon Raya. Meskipun hasil tangkapan ikan nelayan setempat cenderung berkurang berhubung kondisi cuaca tak mendukung, namun nelayan disana terlihat seperti tak memfokuskan mencari gurita.

Panglima Laot (lembaga adat laut) Keude Trumon, Kecamatan Trumon, Jasmudin saat ditanyai terkait hal itu membenarkan bahwa nelayan diwilayahnya belum tertarik mencari gurita dilaut lepas.

“Memang hasil tangkapan ikan nelayan sekarang ini cenderung berkurang karena kondisi cuaca. Tapi saya tidak melihat nelayan beralih memancing gurita, mungkin mereka belum tahu harga gurita di Medan, Sumatera Utara sekarang ini sedang mahal dan sedang diminati oleh pembeli,” ujarnya.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait