Kemilaunya Bisnis Rias Merias

Kemilaunya Bisnis Rias Merias
T. Faisal Putra, Penjual Jasa Merias. Foto: PM/Riska Munawarah

Jasa makeup menjadi salah satu ladang bisnis menggiurkan. Beberapa perias memulainya dari hobi dan coba-coba.

 

DI zaman media sosial seperti sekarang tren menggunakan jasa tukang rias atau makeup artist kian digemari kaum hawa. Beberapa tahun lalu, makeup artist hanya dikenal di lingkungan artis, pejabat, dan sosialita. Kini mayoritas perempuan kepincut menggunakan jasa tukang rias untuk berbagai keperluan seperti wisuda, pernikahan, dan seremonial lainnya. Acapkali, misalnya, seorang mahasiswi yang akan diwisuda meminta bantuan tukang rias untuk mendandaninya dengan komestik. Tujuannya, tentu saja agar terlihat cantik dan mempesona pada upacara kelulusan dari kampus.

Kebutuhan itu kemudian dimanfaatkan sebagian orang untuk menjadikan pekerjaan merias sebagai bisnis. Di Aceh, kini telah banyak jasa makeup artist yang bermunculan. Keberadaan para penjual jasa merias ini bisa ditelusuri lewat akun-akun di Instagram. Salah satunya, Teuku Paisal Saputra. Pria yang akrab disapa Pasha ini memiliki nama pasar “Pashacute” di kalangan para perias.

Pasha dikenal sebagai salah seorang makeup artist yang punya nama di Banda Aceh. Dari bisnis jasanya itu, saban bulan ia meraup Rp15-20 juta.

Namun, perjalanan menjadi perias profesional seperti sekarang dirintis Pasha dengan tidak mudah. Ada banyak lika-liku dan hambatan yang mesti ia terabas.

Pasha memutuskan menekuni dunia rias merias itu pada 2010 saat ia sedang menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh. “Awalnya itu aku cuma ikut-ikut teman buat nge-makeup orang,” ujar Pasha pekan lalu. Dari situ, Pasha kian tertarik untuk mendirikan usaha sendiri dengan pendapatan yang menggiurkan tersebut.

Pasha mencoba menjadi tukang rias yang mandiri di Aceh Model Community (AMC); salah satu agensi model di Aceh. Ia kebagian tugas merias setiap talent atau model AMC. Upah yang didapatnya saat itu diakui Pasha agak minim. “Bayarannya cuma lima puluh ribu rupiah per kepala,” ungkapnya.

Kini, setelah ia pamor dan riasannya diakui bagus, nilai jasa itu telah bertambah beberapa kali lipat. Pasha membanderol Rp350 ribu hingga Rp12 juga per pelanggan. Harga tinggi ini karena ia menggunakan produk makeup dari brand ternama luar negeri.

Menurut Pasha, untuk bisa berkarier di bidang makeup artist yang profesional, para perias selain belajar secara otodidak juga dituntut mengikuti pendalaman khusus lewat kursus. Di sisi lain, biaya mengikuti pelatihan merias juga tak murah. Tergantung siapa yang memberikan kursus.  Jika si pemberi kursus tergolong perias ternama di Indonesia, tarif per jam bisa membuat kantong bocor. “Saya belajar dari makeup artist ternama Indonesia, Mas Bennu. Belajar makeup itu nggak murah loh, empat jam saja bayarnya enam juta rupiah,” ujar Pasha.

Bagi perias sekelas Pasha, nilai tersebut tentu bukan persoalan. Apalagi, setelah mendapat ilmu baru, ia bisa mengembangkan bisnisnya menjadi lebih baik lagi. Kini, Pasha juga membuka kelas belajar merias. Dari tangannya lahir makeup artist baru seperti Iin MakeOver, Kokom Collection, dan Siska MakeOver.

Tak hanya merias para model lokal, Pasha pun pernah dipercayakan untuk mendandani Yura Yunita saat si artis menggelar konsernya di Banda Aceh beberapa waktu lalu. Pasha sumringah ketika ia diberikan kepercayaan tersebut. Biasanya, artis-artis memiliki tukang rias sendiri yang dibawa ke setiap acara. Senang banget bisa merias artis sekelas Yura,” ucap Pasha.

Jika Pasha tergolong senior, di Banda Aceh juga ada seorang perias muda yang kini mulai naik daun. Namanya Juriska Mauliza. Dara Lhokseumawe kelahiran 1998 ini memulai kariernya di sebuah pesantren terpadu di Aceh. Bermula dari hobi dan keikutsertaannya di organisasi seni, Juriska yang akrab disapa Juju ini pelan-pelan menyadari hobinya itu dapat mendatangkan rezeki.

Dari perbincangan santai via telepon seluler pada Kamis malam pekan lalu, Juju menceritakan awalnya ia hanya merias para adik kelas yang akan tampil pada pentas seni di sekolah. “Waktu itu Juju makeup-in adik-adik leting yang mau tampil di acara panggung gembira. Awalnya enggak dibayar, terus lama-lama karena Juju sering merias mereka, ahirnya Juju diberi uang delapan ratus ribu rupiah. Nah, itu penghasilan pertama Juju,” ujar mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry ini.

Secara perlahan nama Juju mulai dikenal. November tahun lalu ia menerima tawaran makeup wisuda. Harga yang ditawarkannya kala itu Rp150 ribu per orang. Tak puas dengan itu, Juju mencoba menekuni dunia tata rias pengantin. “Pertama Juju makeup pengantin itu bulan Desember 2016,” ujarnya.

Lalu, dengan bermodalkan uang Rp5,5 juta dari orang tuanya, Juju membuka sebuah galeri pribadi di Jalan Tgk. Hasan Krueng Kalee, Peunayong, Banda Aceh. Di situlah usaha makeup Juju kemudian berkembang hingga seperti sekarang. Berbagai tawaran makeup banyak diterimanya.

Meskipun baru menggeluti dunia periasan, pendapatan yang diterimanya lumayan memukau. Setiap bulan ia mendapat pemasukan Rp7 juta. Bahkan pada Juli hingga Agustus lalu omzet yang diterima Juju mencapai angka Rp25 juta. “Alhamdulillah, kemarin itu banyak terima tawaran merias pernikahan,” ujarnya.

Sebelum benar-benar terjun ke bidang tatarias, Juju banyak mengikuti pelatihan di Banda Aceh. Pada Desember 2016 ia berguru di salah satu lembaga kursus tatarias pengantin yaitu Lembaga Putri Kemala. Sejauh ini setidaknya tujuh pelatihan merias telah diikuti Juju untuk menambah keahliannya.

Menjadi tukang rias tak membuat Juju lupa akan kewajibannya belajar. Saat ini, tidak dapat dengan leluasa menerima tawaran merias pengantin ataupun wisuda karena kesibukannya di kampus. “Akhir-akhir ini memang lagi kosong, karena Juju lagi di Ma’had UIN,” ujarnya. Untuk mengatasi kekosongan tawaran yang terjadi, Juju membuka kelas belajar makeup secara privat. “Banyak juga sih teman-teman yang mau belajar makeup sama Juju.” Setelah menyelesaikan bimbingan ma’had di UIN Ar-Raniry, ia akan kembali fokus pada bisnisnya itu.[]

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Deklarasi Pasangan Tarmizi-Machsalmina (PM/Oviyandi Emnur)
Deklarasi Pasangan Tarmizi-Machsalmina (PM/Oviyandi Emnur)

Deklarasi Senyap Tarmizi