Polisi mengendus bengkel S di Aceh Utara. Pemiliknya yang masih buron juga ditengarai terlibat pengedaran sabu-sabu.
Pria asal Meunasah Geudong, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, berinisial Az (38), dituduh bersalah atas tiga kasus; penganiayaan, sabu-sabu dan kepemilikan bengkel senjata di rumahnya. Itu sebabnya, ayah satu anak ini harus diburu polisi hingga tertangkap.
Berawal dari laporan keluarga M Iqbal (22) ke Polsek Baktiya, pada 24 September 2017. Az dilaporkan menganiaya M Iqbal, warga sedesanya. Berselang satu hari kemudian, tepatnya Selasa 26 September, petugas Polsek dan Polres Aceh Utara turun ke rumah tersangka.
Mengetahui ada petugas yang datang, Az langsung meloloskan diri melalui pintu belakang. Beberapa petugas sempat melihat aksi kaburnya tersangka. “Berhenti…, berhenti,” kata polisi memberi perintah. Tidak peduli, Az terus lari ke arah hutan.
Tiba-tiba, Dor…Dor… Dor…, tembakan peringatan pecah dari moncong senjata polisi. Meski demikian, tersangka terus melarikan diri tanpa mengindahkan perintah. Az lolos dari sergapan petugas petang itu.
Meski begitu, polisi gabungan ini berhasil menemukan sebuah bungkusan plastik yang diduga kuat milik tersangka Az.
“Bungkusan ditemukan di bawah pohon pandan, setelah lokasi perlarian itu kami sisir,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Surianata, melalui Kapolsek Baktiya Iptu Suparyo, Jumat 29 September 2017, di kantornya.
“Saya sempat melihat target membawa sebuah bungkusan di tangannya. Tetapi bungkusan itu dibuang ketika dia kabur,” kata Kapolsek lagi.
Dari bungkusan ini, petugas menemukan satu pucuk pistol rakitan, satu kotak peluru hampa, 1 butir peluru FN yang masih aktif. Juga ditemukan dua paket sabu ukuran besar dan satu timbangan digital.
Usai menemukan barang terlarang itu, polisi langsung menggeledah rumah tersangka. “Di sana ditemukan senapan angin, baik yang masih utuh dan sudah dibongkar dalam penggeledahan di rumah Az.”
“Kami juga menemukan pipa besi ukuran kecil, dan bahan lainnya, yang diduga bisa dijadikan untuk merakit senjata api. Kemudian, kami membawa barang bukti lainnya berupa satu unit mesin bor dan gerinda. Kita juga menemukan tawas, kurang lebih sekitar satu kilogram,” kata Suparyo.
Barang bukti yang ditemukan di rumah tersangka Az, diduga digunakan untuk merakit senjata api. Bahkan, polisi menuding, senpi rakitan jenis revolver itu adalah hasil rakitan Az sendiri.
Meski demikian, pihaknya terus memperdalam temuan ini, termasuk telah memintai keterangan dari istri tersangka. “Istrinya mengaku tidak tahu, baik soal temuan sabu dan bengkel senjata. Tetapi itu akan terungkap, setelah DPO tertangkap nanti,” beber Kapolsek lagi.
Rumah semi permanen yang berada persis di jalan lintasan Kecamatan Seunuddon-Baktiya, ini sudah diberi garis polisi usai penggeledahan pada Selasa petang lalu.
Sedangkan kasus penganiayaan yang diduga dilakukan Az ke Ikbal, kata Kapolsek, berawal dari salah paham. “Tersangka Az, menduga bahwa Ikbal telah melaporkan ke polisi terkait masalahnya. Lalu, korban dipukul oleh tersangka. Sebelumnya, kami tidak menerima laporan dari korban seperti yang dituduh oleh tersangka,” beber Suparyo.
PERNAH KE MALAYSIA
Keuchik Meunasah Geudong, Bahktiar mengakui, bahwa Az adalah salah satu warganya. Hanya saja, dia mengaku terkejut, ketika mengetahui polisi menemukan pistol rakitan dan bengkel senjata di rumah Az, bersama dengan barang bukti sabu-sabu.
“Saya terkejut ketika diberitahukan bahwa polisi mengepung rumah Az. Saat kejadian itu, saya sedang berada di masjid Panteu Breuh (tetangga gampong) sedang salat asar,” kata Keuchik Bahktiar.
Menurut Keuchik Bahktiar, Az dikenal sebagai pria supel di kampungnya dan rajin salat berjamaah. Sedangkan pekerjaan Az yang diketahui warga setempat, adalah petani biasa yang juga ikut memelihara beberapa ekor ternak layaknya warga lain.
Bahktiar mengaku mengetahui, bahwa Az sebelumnya pernah merantau ke Malaysia dalam waktu yang lama. Dan, sekitar lima tahun terakhir, Az sempat bolak-balik Indonesia-Malaysia.
“Tetapi dalam waktu lima tahun terakhir, kita tidak tahu apakah Az ada ke Malaysia atau tidak. Setahu kami, selama ini dia bertani dan memelihara beberapa ekor ternak kambing,” katanya.
Soal bengkel senjata di rumah Az, pihaknya juga tahu persisi. Karena pintu rumah semi permanen jarang dibuka layaknya rumah warga lain. Bahkan istri Az, sering pergi ke rumah tetangga pada siang harinya.
“Baru tadi malam saya tahu kalau Az jago memperbaiki senapan angin. Itupun saya ketahui, setelah ada warga yang pernah memperbaiki senapan angin di rumah Az bercerita, setelah kejadian ini,” pungkasnya.[]
Belum ada komentar