PM, Jakarta – Partai Demokrat meminta pemerintah memberikan klarifikasi secara resmi mengenai isu pembelian senjata. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, Minggu (1/10) dalam keterangan tertulis diterima redaksi.
Hinca menyebutkan, isu senjata yang disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pada 22 September 2017 masih menimbulkan kebingungan, seiring munculnya informasi tentang sejumlah senjata yang dipesan pihak Polri yang saat ini berada di Bandara Soekarno Hatta. Apalagi, menurutnya, muncul kabar senjata tersebut dijaga oleh pihak TNI karena tidak sesuai dengan peruntukannya.
Baca : Ratusan Senjata Api Impor untuk Brimob Tiba di Bandara Soetta
“Informasi ini kembali memunculkan ketegangan horizontal di antara jajaran TNI-Polri,” kata Hinca Panjaitan.
Dari informasi yang diperoleh Demokrat, kata Hinca, ketegangan TNI-Polri saat ini berada dalam tingkatan yang dapat menganggu soliditas kedua institusi tersebut. Tak hanya itu, kata Hinca, masyarakat juga prihatin dengan pernyataan dan penjelasan berbeda dan berubah-ubah.
“Penjelasan Panglima TNI berbeda dengan penjelasan Menko Polhukam. Penjelasan pihak Polri atas datangnya sejumlah senjata beserta amunisinya yang dipesan oleh Brimob juga tidak konsisten dan berubah-ubah,” sebutnya.
“Dalam keadaan seperti ini, rakyat membutuhkan penjelasan utuh dan lengkap, bukan sepotong-sepotong,” tambahnya.
Terkait : Polri Akui Impor Ratusan Senjata
Demokrat pun menyarankan agar pemerintah untuk menyikapi isu senjata impor dan ketegangan horizontal TNI-Polri ini dengan seksama dan sungguh-sungguh.
“Kepada rakyat yang memberikan mandat dan amanah kepada pemerintah, berikan pula penjelasan yang utuh dan terbuka,” ucapnya.
Demokorat juga mengingatkan jika ada permasalah serupa dimasa mendatang untuk diselesaikan di internal kabinet. “Tidak perlu dibawa keluar, sehingga tidak menimbulkan ketidaktenangan yang tidak perlu di kalangan masyarakat. Negara dan pemerintah harus senantiasa membikin tenang masyarakat,” tukasnya.()
Belum ada komentar