Inflasi di Lhokseumawe Tertinggi Secara Nasional

Inflasi di Lhokseumawe Tertinggi Secara Nasional
Inflasi di Lhokseumawe Tertinggi Secara Nasional

PM, Lhokseumawe – Kota Lhokseumawe mengalami inflasi tertinggi secara nasional dari 82 kota yang dipantau perkembangan harganya di bulan Agustus 2017.

Berdasarkan hasil pantauan harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sebagaimana dikeluarkan oleh BPS Kota Lhokseumawe, Senin, tercatat dari 82 kota yang dipantau perkembangan harganya pada bulan Agustus 2017, terdapat 35 kota mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi adalah Kota Lhokseumawe sebesar 1,09 persen sedangkan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Batam sebesar 0,01 Persen.

Sedangkan 47 kota lainnya di Indonesia mengalami deflasi. Kota yang mengalami angka deflasi tertinggi adalah Kota Ambon yaitu sebesar 2,08 persen dan kota yang mengalami angka deflasi terendah adalah Kota Samarinda sebesar 0,03 Persen.

Berdasarkan keterangan resmi dari BPS Kota Lhokseumawe, penyumbang utama tingginya angka inflasi di Kota Lhokseumawe disebabkan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,70 persen.

Sedangkan komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi selama bulan Agustus 2017 adalah cabai merah, udang basah, kembung/gembung, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga dan beberapa komoditas lainnya.

Sementara beberapa komoditas yang menahan laju inflasi adalah jeruk, gula pasir, wortel, kentang, jeruk nipis/limau, dan beberapa komoditas lainnya.

Selain adanya sumbangan inflasi dari kelompok bahan makanan, kelompok lainnya juga ikut menyumbang tingginya inflasi di Kota Lhokseumawe seperti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,86 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,66 persen, kelompok sandang sebesar 0,65 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,56 persen dan pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,26 persen.()

Sumber : Antara

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait