Berbagai persoalan sudah menanti Amin-Zainal dalam memimpin Banda Aceh ke depan. Mulai air bersih, kemacetan, tata kota hingga masalah sampah masih membutuhkan penanganan serius.
Pelantikan kepala daerah baru hasil Pilkada 2017 mengguratkan harapan akan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini pula yang diharapkan masyarakat Kota Banda Aceh dengan kehadiran pemimpin baru, pasangan Aminullah Usman-Zainal Arifin.
Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh periode 2017-2022 ini resmi dilantik oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada Jumat, 7 Juli 2017. Saat melantik Amin-Zainal, Gubernur Irwandi baru menjabat selama dua hari.
Upacara pelantikan pasangan pemimpin yang mengusung slogan ‘Banda Aceh Gemilang’ ini berlangsung dalam rapat paripurna istimewa DPRK Banda Aceh yang dipimpin oleh Ketua DPRK Arif Fadilah. Selama proses pelantikan, Jalan Abu Lam U yang berada di depan gedung DPRK ditutup hingga Simpang Jam. Untuk mengamankan pelantikan ini, 5.00 personel gabungan Polri–TNI dilibatkan untuk memastikan prosesi tersebut berjalan aman dan lancar.
Irwandi tiba di gedung DPRK sekitar pukul 08.50 WIB bersama istrinya, Darwati A Gani. Selain Irwandi, pelantikan juga dihadiri Wali Nanggroe Malik Mahmud. Mantan walikota periode sebelumnya, Illiza Saaduddin Djamal juga terlihat di barisan depan. Ia diapit di antara Malik Mahmud dan Aminullah.
Irwandi Yusuf atas nama Presiden Republik Indonesia melantik dan mengambil sumpah Wali Kota Banda Aceh yang baru di depan ratusan tamu undangan. Sekitar pukul 09.30 WIB, Gubernur Irwandi membacakan naskah pelantikan Aminullah Usman dan wakilnya Zainal Arifin. “Saya atas nama Presiden Indonesia melantik secara resmi saudara Aminulllah Usman sebagai walikota Banda Aceh masa jabatan 2017-2022,” ujar Irwandi.
Bang Carlos dan Keuchik Zaenal, begitu keduanya akrab disapa akan bertugas hingga 2022, melayani masyarakat Banda Aceh. Keduanya akan melanjutkan estafet kepemimpinan di Banda Aceh dari walikota sebelumnya, Illiza Sa’aduddin Djamal.
Dalam sambutannya, Aminullah berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan prosesi pelantikan. Tak lupa ia juga mengcapkan terima kasih kepada para pendukungnya yang bekerja maksimal mengantarnya duduk di kursi Banda Aceh 1.
Lulusan Fakultas Ekonomi Unsyiah ini mengaku sejak awal lebih siap dalam mengikuti Pilkada 2017. Ia tampil dengan menawarkan konsep ekonomi, bertekad menjadikan Banda Aceh sebagai kota bisnis. Menurutnya, pembangunan sektor ekonomi mampu menjawab semua persoalan di Banda Aceh.
“Jika aspek ekonomi jalan, orang mudah beribadah dan penegakan Syariat Islam dengan sendirinya juga akan mudah,” ujarnya kepada Pikiran Merdeka, 7 Januari lalu.
Berbagai persoalan sudah menunggu Amin-Zaenal. Persoalan air bersih dan ketersediaan listrik menjadi dua masalah utama yang kerap dikeluhkan warga. Semasa kepemimpinan Illiza-Zaenal, persoalan ini belum tuntas. Begitupun masalah lain yang mesti dijadikan fokus pembenahan Aminullah adalah kemacetan dan tata letak kota. Kedua persoalan ini belum nendapat solusi hingga kini. Bahkan, di jam-jam sibuk, kemacetan di ruas jalan utama semakin tak terhindari.
Aminullah juga mesti membenahi kembali sektor pariwisata dan berjanji akan menggenjot angka wisatawan ke Banda Aceh. Dalam sebuah wawancara dengan Pikiran Merdeka, Aminullah mengatakan selama ini Pemko keliru dalam “memasarkan” wisata Banda Aceh. Ke depan, ia berjanji sektor ini akan menjadi perhatiannya.
Mantan Walikota Banda Aceh Illiza Saadudin Djamal yang juga hadir di acara pelantikan mengucapkan selamat kepada Aminullah Usman dan Zainal Arifin. Ia berharap, apa yang telah dijanjikan dapat ditunaikan.
“Semoga dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, dan apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat harus ditepati,” ujarnya.
Illiza Sa’aduddin Djamal yang ditemui Pikiran Merdeka seusai pelantikan mengatakan bahwa dirinya belum menyusun agenda ke depan, setelah tidak lagi menjabat kepala daerah. Ia mengaku untuk sementara ingin istirahat dari hingar bingar politik. “Saya istirahat dulu, setelah 10 tahun melayani masyarakat. Saya ingin menikmati berkumpul bersama keluarga,” tuturnya.
Anggota DPR RI Hasrul Azwar yang hadir saat pelantikan mengatakan dirinya sebagai legislator Aceh di Senayan siap membantu Walikota Banda Aceh yang baru. Ia juga menitip pesan agar Aminullah mampu meneruskan pekerjaan pemimpin Banda Aceh sebelumnya. “Harapannya, apa yang baik harus dilanjutkan,” sebutnya.
Tamu undangan yang tidak dapat ditampung di dalam ruang sidang, menempati tenda-tenda yang berada di halaman gedung. Mereka juga dapat menyaksikan pelantikan secara langsung melalui layar televisi yang terpajang di berbagai sisi.
Tak hanya itu, antusias masyarakat juga terlihat di Taman Sari. Mereka yang tidak mendapat udangan tetap dapat melihat langsung pelantikan walikota dan wakilwali kota melalui layanan layar monitor yang dipasang panitia di areal bermain Taman Sari.
Usai pelantikan, Walikota dan mantan Walikota diserbu tamu undangan untuk diajak swafoto. Mereka ingin mengabadikan momen dengan pejabat baru maupun pejabat lama. Selepas itu, mereka menuju Taman Sari Bustanussalatin untuk melakukan sesi peusijuk di hadapan ribuan warga kota. Aminullah juga menggelar kenduri rakyat di Taman Sari seusai pelantikan.
Dalam Pilkada 2017, Aminullah berhasil merengkuh suara terbanyak. Bersama waklinya Zaenal Arifin, pasangan itu meraih 63.087 suara atau 66,8 persen dari 94.453 suara sah. Jumlah suara mereka mengalahkan pasangan calon petahana Illiza Saaduddin Djamal yang berpasangan dengan Farid Nyak Umar. Pasangan ini hanya meraih 31.366 suara.
Pilkada kali ini, hanya dua pasangan yang bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan. Amin–Zaenal diusung koalisi Partai Nasdem, Golkar, Geri ndra dan PAN. Sementara lawannya, Illiza-Farid diusung Partai Demokrat, PKS, Partai Aceh, PKPI, PDA, dan PPP.
Ini kali kedua Aminullah ikut Pilkada Banda Aceh. Sebelumnya, ia yang berpasangan dengan T Muhibban, kalah dari pasangan Mawardy Nurdin (almarhum)-Illiza Sa’aduddin Djamal sebagai kandidat incumbent.
Dalam catatan Pikiran Merdeka, Aminullah adalah Walikota Banda Aceh ke-14. Meski bukan putra Banda Aceh asli, Aminullah cukup familiar bagi warga kota. Dalam karir pekerjaannya, Aminullah mencapai puncak karirnya sebagai Direktur Bank Aceh setelah meniti karirnya di bank milik Pemerintah Aceh itu sejak 1984 hingga 1999.
Dia juga dikenal aktif dalam kegiatan olahraga dan kepemudaan. Kecintaannya kepada sepakbola dan Persiraja dibuktikan dengan menjadi manajer Persiraja saat menjabat Dirut Bank Aceh. Bahkan, sejak diumumkan sebagai pemenang di Pilkada lalu, Amin ‘mendorong’ menantunya Nazaruddin alias Dek Gam membeli saham mayoritas Persiraja. Langkah itu dilakukan untuk memastikan Persiraja bisa mengikuti Liga 2 (Divisi Utama) musim 2017.[]
Belum ada komentar