Singgasana Baru untuk Cage

Singgasana Baru untuk Cage
Sekretaris Fraksi Partai Aceh, Azhari Cage Foto:Mercinews.com)

Sudah mengajukan surat pengunduran diri, Azhari Cage malah mendapat jabatan dalam struktur Fraksi PA yang baru. Ia pernah berjanji potong jari jika tidak mundur dari DPR Aceh.

Azhari Cage memilih tak hadir di sidang paripurna DPR Aceh pada Jumat pekan lalu. Politisi Partai Aceh ini beralasan setelah menyerahkan surat pernyataan mundur dari anggota DPR Aceh, tak elok jika tetap mengikuti sidang di parlemen. Salah satu agenda paripurna adalah pengumuman perubahan susunan fraksi dan alat kelengkapan dewan. Cage mengakui pergantian alat kelengkapan dewan dan Ketua Fraksi Partai Aceh sudah diketahui dari rekannya dan media. “Saya sudah tahu dari rekan-rekan bahawa saya ditempatkan sebagai sekretaris fraksi,” jawab Azhari Cage di ujung telepon, Sabtu pekan lalu.

Namun, dari informasi yang dihimpun Pikiran Merdeka, diketahui Cage masih masuk kantor dan beraktivitas sebagai anggota DPR Aceh. Cagee mengaku tetap menjalankan rutinitas tersebut karena belum ada keputusan dari partai terkait pengunduran dirinya. Bahkan, sebelum adanya surat pergantian dari Mendagri, Cage mengaku masih sah sebagai anggota DPRA.

“Apapun surat yang saya ajukan kepada pimpinan, selama belum keluarnya SK Mendagri dan dilantiknya anggota baru maka saya masih sah sebagai anggota dewan,” tegas Cage. Lebih lanjut ia menjelaskan, keputusan tetap berkantor karena permintaan dari teman-temannya di Komisi I dan juga konstituennya untuk tetap menjalankan tugas.

Mantan Ketua Fraksi Partai Aceh Kautsar yang dimintai tanggapannya sehari sebelum diganti, mengakui Cage tak pernah melapor kepadanya soal pengunduran diri tersebut. Cage langsung mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Ketua DPA PA, Muzakir Manaf. Alasan Cage mundur, setahu Kautsar, karena Cage kecewa. “Merasa kandidat PA dicurangi di lapangan, dan secara hukum juga tidak memihak ke kita,” jelas Kautsar.

Seharusnya, kata Kautsar, kalau Cage ingin mundur hal itu langsung saja dilakukan tanpa perlu menunggu surat izin dari partai. “Satu sisi menyatakan mundur, satu sisi menunggu keputusan partai, namun juga masih berkantor. Saya sebagai Ketua Fraksi bingung juga bagaimana alur pikiran dia. Tapi ini tidak tahu bagaimana ke depan dengan ketua fraksi yang baru,” jelas Kautsar.

Keputusan Cage dinilai pengamat politik Teuku Kemal Fasya sudah lumrah dilakukan kebanyakan politisi di negeri ini. “Soal Cage, ini tindakan tidak konsisten dari sikapnya sendiri. Menyatakan mundur, kok, sekarang menerima jabatan. Politisi, ya, begitulah, politisi kan bukan bagaimana memegang teguh sebuah prinsip tapi bagaimana menegosiasikan kepentingan politik yang terus berjalan dan berdinamika itu,” tutur Kemal.

Sebelumnya pada Senin, 10 April lalu Azhari Cage mengirimkan surat pengunduran diri kepada Pimpinan Partai Aceh. Dalam suratnya itu, Azhari mengatakan pengunduran diri tersebut berkaitan dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang tidak mempertimbangkan UUPA sebagai lex spesialis di dalam penyelenggaraan Pilkada Aceh.

Pengunduran diri Azhari ini juga sesuai dengan janjinya beberapa waktu lalu. Saat itu, Cage terlibat seteru dengan para pengamat politik. Di media, Cage menyatakan bakal memotong telunjuknya jika tidak mundur dari DPRA apabila MK tidak menggunakan UUPA dalam menyelesaikan sengketa Pilkada Aceh. “Saya akan mundur dari DPRA. Kalau saya tidak mundur, telunjuk saya dipotong. Tapi kalau saya mundur, telunjuk mereka (pengamat) harus dipotong. Kita buat perjanjian di notaris, mau?,” tantang Azhari menanggapi komentar pengamat yang menganggap rencana anggota DPRA dan pejabat dari PA akan mengundurkan diri dari jabatan hanya gertak sambal.

Setelah janji Cage itu berlalu, sebagian kalangan meyakini pengunduran diri tersebut tak sepenuhnya karena kekecewaan. Apalagi, Selasa pekan lalu, Komisi I menyurati Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf agar mempertahankan Azhari Cage sebagai Wakil Ketua Komisi I.  Permintaan itu tertuang dalam  surat resmi dengan Nomor 045/Kom-I/IV/2017 tanggal 25 April 2017.

“Selama hampir 3 tahun di DPRA, Saudara Azhari Cage kami melihat dia adalah sosok yang serius dalam melaksanakan tugas pokok dan parlementarian serta tanggap terhadap problematika sosial kemasyarakatan dan issue pembangunan Aceh lainnya,” tulis Ketua Komisi I Abdullah Saleh dalam surat itu.

Yang lebih mengejutkan lagi, dalam perubahan susunan fraksi, Azhari Cage mendapat posisi baru sebagai Sekretaris Fraksi PA. Sementara Cage menilai penunjukannya sebagai sekretaris fraksi bisa jadi merupakan jawaban atas surat pengunduran diri yang pernah ia layangkan.

“Setelah adanya penetapan dalam sidang paripurna kemarin dan menempatkan saya sebagai sekretaris fraksi, mungkin ini sebagai jawaban dari partai sambi menunggu surat resminya. Intinya saya sebagai kader dan prajurit siap mematuhi apapun keputusan dari pimpinan partai,” ujarnya.

Seorang sumber internal PA membeberkan mengapa Cage dipertahankan meski sudah mengundurkan diri. Dipertahankannya Cage karena desakan akar rumput PA. Ia dinilai vokal dan berani memperjuangkan aspirasi konstituen partai. Bahkan, keputusan Cage mundur itu memperkuat posisi tawarnya di mata Mualem. Masih menurut sumber ini, Cage juga mengincar posisi sebagai Ketua Fraksi PA. Namun, Mualem akhirnya hanya memberikan posisi Sekretaris Fraksi untuk Azhari Cage.

Cage membantah isu-isu tersebut. “Soal isu yang menyebutkan saya menginginkan posisi ini dan itu, bisa saya jelaskan bahwa itu hanyalah isu,” tegasnya.

Diakui Cage, sebagai kader ia siap melaksanakan apapun tugas dari partai dan selama ini tak pernah memprotes apapun keputusan partai. Malah ia meminta kepada pimpinan partai agar bijak dalam hal penempatan alat kelengkapan dewan. Menurutnya, penempatan orang yang tepat akan menjadi tolak ukur eksistensi partai di masa mendatang.

Ia juga tidak mau membandingkan komposisi Fraksi PA yang baru di bawah kepemimpinan Iskandar Alfarlaky dibandingkan sebelumnya. Ia hanya berharap Fraksi PA ke depan dapat menjalakan tugas sebagaimana instruksi partai. Agaknya, Cage kini telah melupakan seterunya dengan para pengamat soal janji potong jari tempo hari.[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Selamatkan Diri, Warga Berlari atas Reruntuhan Tanah
Puluhan warga Gayo Lues terpaksa berlari di atas reruntuhan tanah untuk menghindari batu dan pohon tumbang, Oktober 2015. Anuar Syahadat.

Selamatkan Diri, Warga Berlari atas Reruntuhan Tanah