Tarmizi Digadang, Tarmizi Ditinggal

Ilustrasi foto Surya Paloh Dukung Tarmizi A Karim.
Ilustrasi foto Surya Paloh Dukung Tarmizi A Karim.

Pasangan Tarmizi Karim-Machsalmina Ali mulai ditinggal pendukungnya. Selain partai pengusung tak solid, konflik internal makin memperburuk posisinya.

Kabar tak menggembirakan menyelimuti kubu Tarmizi Karim–Machsalmina Ali. Bila dukungan ke sejumlah pasangan lain makin menguat, hal sebaliknya terjadi di kubu Tarmizi–Machsalmina. Bahkan, sebulan terakhir, pasangan ini tak hentinya didera masalah. Mulai dari mundurnya relawan hingga penarikan dukungan partai pengusung. Tarakhir, santer beredar kabar bahwa Ketua Tim Pemenangan Tarmizi–Machsalmina, Sofyan Dawood akan mengundurkan diri.

Pasangan Tarmizi-Machsalmina maju ke Pilkada Aceh berbekal dukungan Partai Nasdem, Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Hanura. Namun, dari seluruh partai pengsung, KIP hanya mengakui empat partai, yakni Nasdem (8 kursi), Golkar (9 kursi) PPP (6 kursi) dan Hanura yang tak punya kursi di Parlemen Aceh. Sementara PAN yang punya 8 kursi dan PKPI dengan 1 kursi tak tercatat sebagai pendukung Tarmizi-Machsalmina.

Partai Hanura dan PKPI secara hampir bersamaan menarik dukungan kepada pasangan ini. Pada 25 Januari lalu, tersiar kabar kedua partai tersebut resmi mencabut dukungannya. Hanura yang tak punya kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), juga sempat menyatakan mendukung Muzakir Manaf sebagai calon gubernur.

Melalui media massa, Wakil Ketua Partai Hanura I Gede Pasek menyampaikan partainya akan mendukung Muzakir Manaf dalam Pilkada Aceh. Peralihan dukungan Hanura sejalan dengan pergantian Ketua Umum Hanura, dari Wiranto kepada Oesman Sapta Odang. “Hanura itu kan partai hati nurani rakyat. Kami melihat hati nurani rakyat Aceh itu mendukung Mualem, karena itu Hanura dengan kepengurusan yang baru memutuskan untuk mengikuti keinginan masyarakat Aceh,” ujar Pasek seperti dikutip dari laman klikkabar.com

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum PKPI Prof Dr AM Hendropriyono. Ia menyatakan PKPI akan mendukung calon lain dalam Pilkada Aceh. “PKPI mengambil keputusan memberikan dukungan kepada pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid, karena itu seluruh kader PKPI harus berpartisipasi aktif untuk memenangkan pilkada di Aceh,” kata Hendropriyono dalam siaran persnya.

Menurut Hendro, meski beda pilihan, ia mengharapkan Pilkada Aceh berjalan lancar dan sesuai harapan. “Pilkada boleh berbeda pilihan, tapi tetaplah menjaga keamanan dan ketertiban. Saya percaya warga Aceh sudah dewasa berpolitik, sehingga meskipun berbeda pilihan tetap bisa menjaga situasi tetap kondusif,” pinta mantan Ketua BIN itu.

Belakangan, PAN juga menarik dukungan dari Tarmizi Karim. Berdasarkan surat yang dikeluarkan Dewan Nasional Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional dengan Nomor PAN/A/Kpts/KU-SJ/004/I/2017 dan ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen PAN Eddy Soeparno pada 25 Januari lalu, secara resmi menarik dukungan dari pasangan Tarmizi-Machsalmina.

“Membatalkan Surat Keputusan Pencalonan Tarmizi Karim sebagai calon gubernur dan Machsalmina Ali sebagai calon wakil gubernur Aceh,” ujar Zulkfili Hasan, seperti dikutip dari surat keputusan tersebut.

Keptusan ini sekilgus mencabut surat keputusan Nomor PAN/A/Kpts/LU-SJ/150/IX/2016 tentang persetujuan pencalonan Tarmizi-Machsalmina sebagai calon Gubernur Aceh.

Baca: Sofyan Dawood Ikut Tinggalkan Tarmizi

Bersamaan dengan pembatalan tersebut, DPP PAN juga menerbitkan surat keputusan baru Nomor PAN/A/Kpts/KU-JS/005/I/2017 tentang dukungan untuk Muzakir Manaf-TA Khalid.

Dalam keterangannya, Ketua DPW PAN Aceh Anwar Ahmad mengatakan, dengan teritnya SK tersebut, Anwar meminta kepada seluruh kader dan pengurus partai berlambang matahari itu untuk bekerja memenangkan Mualem-TA Khalid dalam Pilkada Aceh, 15 Februari 2017.

“Kita sudah sampaikan kepada Ketua DPP Pak Zulkifli Hasan apa yang diinginkan kader dan masyarakat. Maka kemudian Pak Zul memutuskan mendukung Mualem–TA Khalid,” ujar Anwar Ahmad, Sabtu 4 Februari 2017.

Menurut Anwar, pengalihan dukungan dari Tarmizi-Machsalmina kepada Mualem-TA Khalid tidak melanggar aturan. Sebab, penarikan dukungan dari PAN bisa dilakukan kapan saja. Hal ini disebabkan PAN tidak tercatat di KIP Aceh sebagai partai pengusung kandidat manapun.

Sejak awal, PAN diketahui tak terdaftar sebagai pengusung Tarmizi Karim. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dukungan yang diberikan PAN. Di tingkat DPW, PAN mendukung Muzakir Manaf-TA Khalid, sementara di tingkat DPP, PAN kala itu lebih merestui pasangan Tarmizi-Machsalmina.

Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi membenarkan bahwa sejak awal PKPI dan PAN tidak terdaftar sebagai pengusung Tarmizi Karim. Sehingga, kata dia, penarikan dukungan itu tak memiliki dampak kepada pasangan Tarmizi-Machsalmina.

“Pada saat pendaftaran calon, PKPI dan PAN memang tidak kita akui. Jadi hanya Partai NasDem, Golkar, PPP dan Hanura selaku partai pengusung (Tarmizi-machsalmina),” terang Ridwan hadi, Sabtu pekan lalu.

Jika dirunut ke belakangan, sejak awal terlihat bahwa partai politik pengusung Tarmizi Karim-Machsalmina Ali terkesan kurang solid. Para pengusung yang terdiri dari Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hati Nurani, Partai Amanat Nasional dan Persatuan Indonesia, terkesan tak pernah bisa kompak. Hal ini terlihat sejak menggelar rapat akbar bertema “Kerja Membangun Aceh” di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh, Sabtu 30 September 2016.

Hajatan yang digadang-gadang panitia mampu menghadirkan 30 ribu massa ini tak sesuai ekspektasi panitia. Untunglah, kehadiran sejumlah petinggi partai pengusung yang datang dari Jakarta, membuat acara sedikit bergairah. Setidaknya, acara ini disorot oleh salah satu stasiun TV nasional. Namun, minimnya dukungan membuat para Ketum Parpol pesimis dengan peluang kandidat yang mereka usung.

Baca: NasDem Masih Komit Dukung Tarmizi

Bagaimana tidak, minimnya jumlah massa yang hadir menunjukkan dukungan masyarakat Aceh terhadap pasangan Tarmizi Abdul Karim–Teuku Machsalmina Ali masih kecil. Begitu pula dengan kehadiran tokoh nasional semestinya membuat kader maupun simpatisan partai membludak. Bagi orang Aceh, siapa yang tidak kenal tokoh sekaliber Surya Paloh. Namun, daya tarik Surya Paloh sepertinya kali ini tidak sebesar saat kampanye Pemilu Legislatif 2014.

Acara ini tak tidak semeriah yang ditargetkan panitia. Massa yang hadir diperkirakan kurang dari sepuluh ribu orang. Padahal, dalam konferensi pers tiga hari sebelumnya, Sofyan Dawood yang menjabat ketua panitia acara itu sesumbar bakal dihadiri 30 ribu orang.

Menurut dia, pihaknya sudah menyebarkan undangan kepada seluruh kader paratai pengusng, simpatisan maupun relawan pasangan Tarmizi-Machsalmina. Di hadapan sejumlah wartawan, Sofyan Dawood menyatakan target pihaknya adalah memobilisasi massa dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Sejatinya, acara tersebut menjadi ajang yang tepat bagi Tarmizi Karim menujukkan “taringnya” di depan para petinggi partai pengusung. Deklarasi tersebut sebenarnya menjadi pertaruhan wajah Tarmizi di hadapan Setya Novanto, Surya Paloh, dan Romahurmuziy.

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait