Isu Pecah Berhembus, Muzakir Manaf–TA Khalid Mantapkan Langkah

Abu Razak, Muzakir Manaf dan TA Khalid (Photo Pikiran Merdeka/Oviyandi Emnur)
Abu Razak, Muzakir Manaf dan TA Khalid (Photo Pikiran Merdeka/Oviyandi Emnur)

Di tengah terpaan isu perpecahan, Mualem-Khalid memantapkan langkah dengan mendaftarkan diri ke KIP Aceh.

Sebuah bendera berukuran raksasa dibentangkan massa yang mengiringi pendaftaran pasangan Cagub/Cawagub Muzakir Manaf–TA Khalid. Bendera Partai Aceh ini memayungi keduanya saat hendak masuk ke kantor KIP Aceh. Diantarkan ratusan pendukungnya yang mengumandangkan salawat badar, pasangan ini mendaftarkan diri, 22 September 2016.

Sempat terjadi aksi dorong-mendorong antara pendukung pasangan ini dengan aparat keamanan. Akhirnya, polisi membatasi jumlah pendukung yang diperkenankan masuk ke ruang pendaftaran. Rombongan pasangan  Muzakir Manaf–TA Khalid diterima Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi beserta komisioner lainnya.

Selepas menyerahkan dokumen kelengkapan pendaftaran, Muzakir Manaf kepada wartawan yang berkumpul di Media Center KIP Aceh, mengatakan dirinya dan TA Khalid siap mengikuti Pilkada yang dihelat 15 Februari 2017.

Muzakir Manaf yang saat ini masih menjabat Wakil Gubernur Aceh berpesan, agar pelaksanaan Pilkada berlangsung damai dan lancar. “Kita harapkan kepada pasangan lain agar normal-normal saja, tidak ada saling menyinggung dan saling fitnah,” tuturnya.

Statemen pria yang akrab disapa Mualem itu ditujukan kepada Irwandi Yusuf, kandidat gubernur yang menjadi pesaingnya di Pilkada 2017. Diketahui, malam sebelumnya atau Rabu (21/09/2016) malam sempat beredar isu pergantian pendamping Mualem. Pasangan yang diusung Partai Aceh, Partai Gerindra, PAN dan PBB ini dikabarkan akan dipisah. Kamaruddin Abubakar disebut-sebut bakal masuk menggantikan TA Khalid.

Kabar tersebut beredar cepat di kalangan awak media. Salah seorang pengurus Partai Aceh yang menolak disebutkan namanya mengaku sudah mendengar kabar tersebut. Namun, ia belum mengetahui kebenaran informasi itu.

“Ya, saya dengar begitu (TA Khalid akan diganti Abu Razak). Tapi saya belum bisa akses informasi ke Abu Razak maupun Mualem,” ujarnya, Rabu (21/09/16) malam.

Dalam laman facebooknya, Irwandi Yusuf  diketahui juga ikut membahas isu tersebut. “Kejutan malam ini, tanggal 21 September 2016. Perkiraan saya, TA Khalid diganti dengan Kamaruddin Abubakar (Abu Razak) malam ini,” tulis Irwandi yang ditanggapi beragam oleh netizen.

TA Khalid yang sudah pernah dikenalkan ke publik oleh Mualem merupakan Ketua Partai Gerindra Aceh. Sedangkan Kamaruddin Abubakar atau yang akrab disapa Abu Razak adalah Wakil Ketua DPA Partai Aceh.

Namun, kabar pergantian TA Khalid dibantah kubu Partai Aceh. Koordinator Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) Marzuki AR menyatakan isu tersebut sengaja dihembuskan lawan politik untuk mengadu domba. “Itu fitnah Irwandi untuk adu domba,” tegasnya.

Pria yang akrab disapa Wen Rimba Raya ini menegaskan, apa yang dilakukan Irwandi menujukkan dirinya panik dan takut kalah.

Sementara itu, Abu Razak menyatakan berita itu tidak benar. Dirinya mengaku baru saja mendampingi Mualem dan Khalid untuk berdoa di Makam Syiah Kuala. “Hana beutoi info nyan. Nyan hana jelas,” tulis Abu Razak dalam pesan singkat yang dikirimkan ke Pikiran Merdeka.

Isu pergantian dirinya juga dibantah keras Khalid. Ia menilai, itu fitnah keji yang sengaja dihembuskan. “Itu merupakan propaganda murahan dan fitnah keji dari Irwandi,” bantah Khalid, Kamis (22/9/2016) dinihari.

“Pane na info nyan, hana beutoi nyan. Bunoe Abu Razak sajan lon dan Mualem. Kamoe bunoe ban woe dari Makam Syiah Kuala,” sambung Ketua Gerindra Aceh ini.

Fitnah itu, lanjut Khalid, sengaja dihembuskan lawan politiknya untuk mengadu domba. Padahal, kata dia, sesama sesama kontenstan Pilkada tak sepatutnya mencampuri urusan rumah tangga urusan internal pihak lain. “Jangan fitnahlah dengan isu-isu murahan begini. Tak baik menebar fitnah hanya karena kepentingan ingin menang di Pilkada,” tuturnya.

Khalid mengajak semua kandidat untuk sama-sama menjaga etika. Ia menilai, tanpa etika dan tidak saling menghargai bakal mustahil membangun Aceh ke depan. “Seharusnya sesama kita harus menjaga etika dan bagaimana sama-sama memikirkan untuk membangun Aceh ke depan,” tutup Khalid.

Irwandi dalam laman facebooknya pun menjelaskan maksud ia menuliskan isu pergantian wakil Mualem. Menurutnya, propaganda itu sengaja ia lakukan agar pasangan Mualem tak jadi ditukar dengan Abu Razak.

Sejatinya, Muzakir Manaf yang merupakan Ketua Umum Partai Aceh bisa maju tanpa berkoalisi dengan partai lain. Partai Aceh bisa mengusung calon sendiri karena menguasai 29 kursi di Parlemen Aceh. Pada Pemilu Legislatif 2014, partai lokal bentukan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka ini menjadi pemenang Pemilu. Namun, akhirnya Mualem yang telah berkomitmen mengusung wakil dari partai nasional, resmi menetapkan pilihannya kepada TA Khalid.

Keputusan ini sempat mendapat penolakan dari internal PA dan Koalisi Aceh Bermartabat (KAB). PA sempat bersikeras agar mengusung satu paket dengan menetapkan Abu Razak menjadi wakil Mualem. Bahkan, dalam sebuah pertemuan dengan pengurus PA/KPA Pidie dan Pidie Jaya, Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar secara terbuka sempat meminta Mualem memilih wakil dari kalangan mantan kombatan.

Pasangan Cagub Mualem - TA Khalid mendaftar di KIP Aceh (Photo Pikiran Merdeka/Oviyandi Emnur)
Pasangan Cagub Mualem – TA Khalid mendaftar di KIP Aceh. (Photo Pikiran Merdeka/Oviyandi Emnur)

Namun, akhirnya Mualem mantap memilih TA Khalid untuk menjadi pendampingnya di Pilkada 2017. Keputusan itu dilakukannya setelah menggelar rapat dengan jajaran petinggi Partai Aceh dan KPA se-Aceh di Kantor DPA PA, Banda Aceh, Rabu, 1 Juni 2016.

“TA Khalid adalah pedamping yang sejalan dengan program saya untuk memajukan dan membangun Aceh ke depan,” ujar Mualem saat menggelar konferensi pers seusai rapat.

Selain penolakan dari internal, sejumlah Parnas juga kecewa dengan penunjukan Khalid. Padahal, KAB yang berisikan hampir seluruh partai di DPRA (minus PNA) sebelumnya komit mengusung Mualem menjadi Cagub Aceh 2017. Namun, kala itu masih terjadi tolak-tarik posisi wakil.

Belakangan, saat nama terpilih diumumkan Mualem tanpa kompromi kepada partai koalisi, Partai Demokrat dan PKPI akhirnya berpaling. Begitu pula Golkar yang baru saja memilih TM Nurlif menjadi Ketua DPD I Aceh, menyatakan akan mengusung kader sendiri. Hanura yang tak punya kurusi di Parlemen Aceh juga ikut pamit dari komitmen mengusung Mualem. PPP yang masih berkonflik akhirnya terbelah, satu pihak mendukung Mualem dan satu pihak lagi berpaling ke Tarmizi Karim.

Ketua DPP Hanura Amir Faisal memastikan partainya mendukung Tarmizi Karim pada Pilkada 2017. “Keputusan ini kami ambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor. Ada mekanisme yang harus dilalui,” katanya Sabtu, 3 September 2016.

Diakuinya, Hanura memang semula mendukung Muzakir Manaf alias Mualem. “Itu benar, tapi yang kita dukung Mualem-nya secara personal. Ketika beliau dipasangkan dengan wakil, tentu pendampingnya itu belum cocok dengan Hanura. Ini bukan berarti Hanura merubah dukungan, namun karena konstelasi politik dan adanya komunikasi dengan partai politik lain, akhirnya kita bersepakat mendukung Tarmizi Karim,” ungkap Amir.

Meski sempat dikhawatirkan ditinggal pendukung, namun pada saat deklarasi akbar pasangan Mualem–TA Khalid beserta seluruh calon kepala daerah di 20 kabupaten/kota yang diusung PA, ribuan massa tumpah ruah ke Banda Aceh, Sabtu 13 Agustus 2016. Perhelatan ini dinilai sebagai ajang unjuk kekuatan PA kepada pihak yang meragukan militansi kader PA.

Pasangan Mualem–TA Khalid akhirnya hanya diusung Partai Aceh dengan sokongan dari Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Bulan Bintang. Namun, kabar terakhir menyebutkan, PAN akan keluar dari koalisi ini guna mendukung Tarmizi Karim–T Machsalmina Ali.[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait