Terjawab sudah siapa calon gubernur yang akan diusung Golkar. Partai beringin ini akhirnya melabuhkan dukungannya kepada pasangan Tarmizi Karim dan Zaini Djalil.
Kepastian itu diperoleh dari Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Sumatera Utara dan Aceh, Andi Sinulingga. Ia menjelaskan, keputusan dukungan Golkar kepada Tarmizi Karim diambil setelah melalui sebuah rapat yang dipimpin Nurdin Halid di Jakarta, Jumat, 27 Agustus, sore. Rapat itu juga dihadiri Nusron Wahid dan Andi Sinulingga.
“DPP Partai Golkar memutuskan untuk mengusung Tarmizi sebagai calon gubernur Aceh periode 2017-2022,” kata Andi lewat pesan singkat yang dikirim ke Pikiran Merdeka, Sabtu pekan lalu.
Andi menuturkan, keputusan itu didasari oleh beberapa hal dengan melihat rekam jejak Tarmizi Karim. “Pertama, track record Tarmizi cukup baik di pemerintahan, kompetensi, integritas dan leadershipnya cukup baik dan teruji. Yang kedua, tim melihat trend elektabilitas Tarmizi yang dari waktu ke waktu semakin meningkat,” terang Andi.
Ia juga mengharapkan keputusan tersebut menjadi sesuatu yang terbaik bagi Golkar dan masyarakat Aceh. “(Harapannya) Pak Tarmizi Karim bisa menjadi harapan baru bagi derasnya harapan publik untuk mendorong perubahan yang lebih baik di Provinsi Aceh,” sambungnya.
Andi tak merinci bagaimana nasib TM Nurlif yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Golkar sebagai calon Gubernur Aceh. Beberapa hari sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Golkar, Nurdin Halid menyatakan bahwa sampai saat ini Golkar belum memutuskan dukungan kepada pasangan bakal calon Gubernur Aceh manapun. Golkar disebut Halid akan tetap mengsung kader sendiri.
“Belum ada keputusan untuk Pilkada Aceh. Kita akan berusaha untuk mengusung paket sendiri, setidaknya sebagai wakil,” ujar Nurdin Halid di Banda Aceh, Rabu 24 Agustus 2016.
Seusai menggelar pertemuan tim Pilkada DPP Partai Golkar dengan DPD I Partai Golkar Aceh di Hotel Mekkah, pria yang pernah menjabat Ketua PSSI ini mengatakan, DPP Golkar masih memprioritaskan Cagub dari kader sendiri. “Dulu telah menetapkan pak Nurlif jadi gubernur, tetapi sekarang kita tidak fokus lagi ke situ, tapi ke calon wakil gubernur,” sebut Halid.
Ia lantas menegaskan, arah dukungan Golkar akan berlabuh kepada pasangan calon yang memberikan garansi posisi wakil kepada Golkar. “Arah dukungan itu tergantung kemana pak Nurlif jadi wakil,” tutur Nurdin Halid.
Namun, dukungan Golkar kepada Tarmizi Karim disebut-sebut tak seperti penegasan Halid. Pasangan Tarmizi Karim-Zaini kecil kemungkinan untuk dipecah. Ketua DPD I Golkar Aceh, TM Nurlif sendiri yang berulang kali dihubungi pada Sabtu pekan lalu tak menjawab panggilan dari Pikiran Merdeka. Begitu pun pesan singkat yang dikirim tak berbalas. Begitupun Ketua Bapilu Golkar Aceh, Qamaruzzaman Hagny tak berhasil dihubungi.
Hanya saja, sebelum keputusan yang disampaikan Andi Sinulingga, kepada wartawan seusai konferensi pers pasangan Irwandi-Nova, Nurlif mengungkapkan DPP masih menginginkan dirinya sebagai Balon Gubernur Aceh.
“Dari tim Pilkada Pusat tetap berpegang bahwa belum ada perubahan,” Kamis lalu.
Irwandi sebenarnya sudah “dekat” dengan dukungan Golkar. Bahkan, sinyal tersebut sudah terlihat sejak dua bulan lalu. Pada Kamis, 17 Juli 2016, Setya Novanto juga pernah menerima kunjungan Irwandi Yusuf. Hadir dalam pertemuan itu Sekretaris Jendral Golkar Idrus Marham beserta sejumlah petinggi DPP Partai Golkar. Irwandi saat itu didampingi Ketua Umum PNA Irwansyah.
Menurut informasi, kala itu Novanto juga menyatakan partainya akan mengusung Irwandi. Bahkan, jika nantinya dukungan resmi Demokrat telah keluar dan Irwandi tetap berpasangan dengan Nova Iriansyah, Golkar tetap akan ikut mendukung pasangan tersebut. Sebaliknya, jika Demokrat tak mendukung, mereka siap menujuk kadernya sebagai wakil.
Merujuk pada komposisi di Parlemen Aceh, Golkar menjadi penguasa kedua di DPR Aceh dengan menguasai sembilan kursi. Namun, dengan dukungan kepada Tarmizi ini, Golkar akan bergabung dalam koalisi Tarmizi Karim-Zaini Djalil yang sudah diusung Partai Nasdem, PPP, dan PKPI.
Batalnya Nurlif diusung menjadi Cagub, terlebih dahulu dibarengi dengan pengingkaran kader Golkar. Sejumlah kader Golkar seperti Muntasir Hamid dan Firmandez diketahui mendukung Muzakir Manaf-TA Khalid. Bahkan, Firmandez yang juga menjabat Wakil Sekjen DPP Golkar ikut menghadiri deklarasi Mualem pada pertengahan Agustus lalu.
Sementara itu, sejumlah kader Golkar juga ikut mendukung pasangan Zaini Abdullah-Nasaruddin. Nasaruddin sendiri meski sudah memutuskan mundur dari Golkar, diketahui punya pengaruh di internal Golkar karena pernah menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Aceh Tengah.
Di sisi lain, sejumlah Ketua DPD II Golkar Aceh juga disebut-sebut merapat ke Irwandi Yusuf. Mereka menggelar pertemuan di kediaman Irwandi pada pertengahan pekan lalu. Sumber Pikiran Merdeka yang ikut pertemuan itu menyebutkan, kedatangan pengurus Golkar dari sejumlah kabupaten/kota itu untuk memberikan dukungan kepada Irwandi.
“Kami datang untuk menunjukkan bahwa kami akan mendukung Bang Wand(sapaan akrab Irwandi), meski nantinya DPP Golkar mendukung calon lain,” ujar seorang pengurus DPD II Golkar.
Sementara Tarmizi Karim tak berhasil dihubungi. Beberapa kali panggilan Pikiran Merdeka ke nomor ponsel yang sering ia gunakan, Tarmizi tak menjawab panggilan masuk.
Tak solidnya dukungan Golkar pada Pilgub Aceh sedikit banyak akan mengurangi makna dukungan Golkar kepada Tarmizi Karim. Terbelahnya dukungan fungsionaris partai perlambang beringin itu diprediksi semakin membesar setelah Nurlif gagal maju sebagai Cagub maupun Cawagub.[]
Belum ada komentar