Kamis malam pekan lalu, Setya Novanto tengah mengadakan pertemuan dengan petinggi DPP Partai Golkar di kediamannya. Rapat tersebut membahas berbagai hal, termasuk Pilkada serentak di Indonesia. Salah satu wilayah yang dibahas adalah Pilkada Aceh.
Selepas rapat berlangsung, Novanto menerima kunjungan Irwandi Yusuf. Hadir dalam pertemuan itu Sekretaris Jendral Golkar Idrus Marham beserta sejumlah petinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Didampingi Ketua Umum Partai Nasional Aceh (PNA) Irwansyah, Irwandi mengutarakan keinginannya agar diusung Golkar di depan petinggi partai beringin. Meski begitu, dalam rapat tersebut, Irwandi menyampaikan bahwa dirinya masih menunggu surat dukungan resmi dari Demokrat.
Gayung pun bersambut. Novanto menyatakan partainya akan mengusung Irwandi. Jika nantinya dukungan resmi Demokrat telah keluar dan Irwandi tetap berpasangan dengan Nova Iriansyah, Golkar tetap akan ikut mendukung pasangan tersebut. Sebaliknya, jika Demokrat tak mendukung, mereka siap menujuk kadernya sebagai wakil.
“Hanya saja, Irwandi berjanji siapapun partai yang terlebih dahulu mengeluarkan dukungan resmi, akan diberikan kewenangan menunjuk wakil,” ujar Irwandi Yusuf kepada Pikiran Merdeka, Sabtu, 16 Juli lalu.
Khusus Golkar, kata Irwandi, jika pun Demokrat terlebih dahulu mengeluarkan surat resmi, Novanto berjanji Golkar akan tetap ikut mengusungnya. “Pak Setya Novanto mengatakan, akan tetap mendukung saya meskipun wakilnya dari Demokrat. Komitmen itu yang disampaikan Setya Novanto kepada saya,” kata Irwandi.
Baca: Golkar Dukung Irwandi Yusuf
Keputusan mengusung Irwandi diambil Golkar setelah mengetahui hasil survei yang dijalankan partai tersebut. Merujuk hasil survei, Irwandi menempati posisi teratas. Novanto juga sudah menyodorkan tiga nama sebagai calon wakil Irwandi jika nantinya resmi didukung Golkar. Mereka yakni TM Nurlif, T Maksalmina Ali dan Sayed Fuad Zakaria.
Irwandi mengaku menyerahkan sepenuhnya calon wakil kepada Partai Golkar. “Jika nantinya saya resmi didukung partai dan maju dengan wakil dari Golkar, yang menunjuk wakil nanti urusan partai. Biarlah mereka yang memutuskan siapa yang ditunjuk,” tukas Irwandi.
Meski begitu, hubungan komunikasi dengan Demokrat masih terus dijaga Irwandi. Pada Jumat, 15 Juli lalu, Ketua PNA Irwansyah juga telah menyampaikan informasi adanya komunikasi yang telah mereka lakukan dengan Golkar. Pria yang akrab dipanggil Muklsamina ini menceritakan pertemuan Irwandi dengan DPP Golkar kepada Nova Iriansyah. Ia mengatakan alasan pihaknya melobi dukungan Golkar karena Irwandi tak mungkin menunggu terlalu lama, sementara kepastian Demokrat tak kunjung datang.
Sehari sesudahnya, Muksalmina kembali menguhubungi Rifky untuk menyampaikan hasil pertemuan dengan Novanto. “Mereka akan gelar rapat hari ini (Sabtu 16 Juli), begitu kata Rifky tadi. Mereka akan bahas surat dukungan untuk saya,“ ujar Irwandi Yusuf.
Namun, Irwandi mengaku tak tahu pasti para petinggi yang hadir dalam pertemuan itu. Ia hanya memastikan dalam rapat itu membahas Pilkada Aceh.
“Saya sudah sampaikan ke mereka (Demokrat), saya tak ingin tersandera dengan janji Parpol. Saya ingin bukti yang berupa surat dukungan. Jika tidak (jelas), tentu saya harus membangun komunikasi dengan partai lain,” kata Irwandi.
Menurut Irwandi, dirinya sudah menyampaikan kepada Rifky sudah menunggu dukungan resmi seperti yang dijanjikan akan dikeluarkan DPP Demokrat dalam bulan Ramadhan lalu. Namun, karena tak kunjung keluar hingga setelah lebaran, Irwandi mulai mendekati Golkar. Nantinya kata Irwandi, jika Golkar terlebih dahulu menyerahkan surat dukungan, ia terpaksa membatalkan duet dengan Nova.
“Bahkan, saya siap bila harus maju dari jalur independen, karena pengumpulan KTP juga masih berjalan,” sambung mantan dosen kedokteran hewan Unsyiah ini. Irwandi menuturkan, dirinya ia masih menaruh harapan partai berlambang mercy tersebut segera mengeluarkan dukungan resmi untuknya.
Masih berdasarkan keterangan Irwandi, Novanto mengatakan kepadanya, Golkar baru akan menggelar rapat pada Senin, 18 Juli 2016. Nantinya, keputusan memberikan dukungan kepada Irwandi akan diputuskan dalam rapat tersebut.
Sementara itu, Sekretaris DPD I Partai Golkar Aceh T Maksalmina Ali mengatakan dirinya tak tahu adanya pertemuan Irwandi dengan Novanto. Namun ia memastikan, kewenangan penentuan Cagub Aceh kini sepenuhnya ada di tangan Setya Novanto.
“Saya tak bisa beri komentar terkait dukungan Golkar kepada Irwandi, apalagi saya tak hadir bahkan tahu adanya pertemuang tersebut,” ungkap Maksamina Ali, Sabtu pekan lalu.
Dia menegaskan, partainya hampir pasti tak dapat lagi mengusung kader sendiri menjadi Cagub. Padahal, sebelumnya TM Nurlif sudah dideklarasikan sebagai Cagub Aceh dari Golkar. Hal ini dinilai terjadi karena lambannya komunikasi yang terbangun dengan Parpol lain. “Sekarang mau koalisi dengan partai mana? Semua sudah intens komunikasi dengan Cagub lain,” tutur Maksalmina dengan nada kecewa.
Bahkan, Golkar juga sangat mungkin tak mendapat posisi Cawagub jika tak segera mengambil sikap. “Saat ini, hanya mungkin koalisi dengan Parpol lain dengan mendukung Cagub yang belum punya wakil, seperti Irwandi Yusuf dan Tarmizi Karim,” sambungnya.
Maksalmina juga mengaku tak tahu menahu akan dikelaurkan dukungan ke Irwandi Yusuf oleh DPP. “Saya hanya mendengar kabar dari mulut ke mulut,” katanya.
Mantan Bupati Aceh Selatan ini juga enggan menanggapi muncul nama dirinya sebagai Cawagub yang dipersiapkan Golkar jika nantinya akan mengusung Irwandi. “Saya tentu tak bisa berkomentar jika berkenaan dengan nama saya masuk sebagai Cawagub, ini kan tidak etis.”
“Irwandi ini kan mantan bos saya. Saat saya bupati, dia gubernur. Begitu pula saya pernah menjadi kepala dinas saat dia menjabat gubernur, namun saya belum pernah berkomunikasi terkait masalah ini dengan dia,” pungkas mantan Bupati Aceh Selatan selama dua periode ini.[]
Belum ada komentar