Teks & Foto: Fahrizal Salim
Banjir kiriman yang saban tahun merendam Gampong Parang Sikureung, Kecamatan Matang kuli, Aceh Utara, membuat warganya terbiasa menghadapi.
Ekstremnya, mereka menyikapi musibah banjir yang melanda dua sampai tiga kali setahun itu dengan santai. Genangan banjir dijadikan arena bermain putra-putri mereka. Padahal isi perut bumi Parang Sikureung menghasilkan gas alam cair yang dicicipi rakyat Negeri Paman Sam melalui perusahaan Exxon Mobil sejak 25 tahun lalu.
Namun ironis, geliat ekonomi warga Parang Sikureung salah satu desa binaan Exxon Mobil itu, dari tahun ke tahun bukan meningkat. Malah sebaliknya, warga semakin melarat.
Ekses tak dipeduli yang berkepanjangan itu, mereka apatis menerima kondisi apa adanya. Tak lagi memikirkan bagaimana menghindari banjir dan kenyataan ditinggalkan Exxon Mobil begitu saja.[]
Diterbitkan di Rubrik ESSAY PHOTO Tabloid Pikiran Merdeka edisi 111 (15-21 Februari 2016).




Belum ada komentar