Berendam di Air Panas Leuser

Air Panas Leuser
Masyarakat Gayo Lues beredam di objek wisata pemandian air panas. FOTO: Anuar Syahadat

Negeri Seribu Bukit dengan beragam pesona wisata mulai dari alam hingga budayanya yang mengakar.

Oleh Anuar Syahadat

Mendengar nama Gayo Lues, orang langsung teringat dengan budayanya yang mendunia. Ya, Saman Gayo atau Tari Saman, yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda sejak 24 November 2011. Namun sebenarnya, pesona Negeri Seribu Bukit itu tersebar di berbagai aspek.

Gayo Lues berada di kaki gunung yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Leuser. Bermacam ekowisatanya mampu menarik sejumlah pengunjung untuk melepas penat.

Salah satunya pemandian air panas di Desa Air Panas, Kecamatan Putri Betung, yang dikelilingi perkebunan. Objek wisata menjadi tujuan favorit warga Gayo Lues maupun Aceh Tenggara.

“Sangat segar setelah mandi, semua beban terasa hilang,” kata Ramadan, Selasa, 22 Desember lalu. Ia datang dari Aceh Tenggara bersama keluarganya setiap hari libur.

Saban akhir pekan, ratusan pengunjung memadati Pemandian Air Panas. Mereka datang untuk menikmati kehangatan air yang diyakini mampu menyembuhkan bermacam penyakit. Tak jarang, warga pengidap reumatik sengaja berendam di kolam air panas untuk menyembuhkan penyakitnya.

Air Panas Leuser Gayo
Lokasi pemandian Air Panas Leuser cukup adem. FOTO: Anuar Syahadat

Ladang Perekonomian Warga

Warga yang tinggal di seputaran desa pun tidak tinggal diam. Mereka memanfaatkannya sebagai ladang perekonomian baru. Bermacam jajanan dan makanan disediakan di seputaran lokasi pemandian. Mulai dari rumah makan, jajanan keripik pisang, hingga masakan khas ikan asam pedas atau iken pengat.

Pengunjung hanya diminta Rp5 ribu untuk masuk ke lokasi pemandian ini.

“Air panas ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga yang berjualan di sekelilingnya. Dalam satu hari setiap kepala keluarga rata-rata menghasilkan keuntungan di atas Rp100 ribu dari penjualan keripik pisangnya,” kata Camat Putri Betung, Said Idris Wintareza.

Satu jam dari Blangkejeren

Pemandian Air Panas ini berdekatan dengan jalan lintas nasional Gayo Lues – Aceh Tenggara, bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum jenis Argalus dari Terminal Kota Blangkejeren. Dari Blangkejeren, jarak 55 Km membentang dan butuh waktu satu jam untuk mencapai lokasi wisata ini.

Nantinya, pengunjung bisa berhenti berhenti di Masjid Air Panas. Dari situ, lokasi yang dituju sudah terlihat. Jarak dari jalan lintas Blangkejeren menuju sumber air panas sendiri hanya sekitar 100 meter.

Disana juga sudah terdapat berbagai fasilitas penunjang lainnya. Seperti fasilitas ibadah dan parkir. Ada masjid yang dilengkapi dengan ketersediaan air wuduk di lokasi air panas.

Menjangkau Objek Wisata Lainnya

Wisata Pemandian Air Panas Leuser
Wisata Pemandian Air Panas Leuser banyak diminati anak-anak dan remaja. FOTO: Anuar Syahadat

“Ada bermacam tempat wisata di Gayo Lues dengan kelebihan tersendiri yang sering dikunjungi masyarakat, dan kami akan terus berupaya mengembangkan agar turis mancanegara bisa berbondong-bondong ke Gayo Lues,” kata Syafrudin, Kepala Dinas Pariwisata Gayo Lues.

Pemandian Air Panas ini sendiri tak jauh dengan sungai yang dijadikan lokasi kejuaraan arung jeram beberapa waktu lalu. Dari sana, pengunjung yang punya jiwa petualang, juga dapat mencoba atraksi jungle trekking ke Danau Marpunge.

Jika memang pencinta wisata ingin bermalam di tengah hutan, guide yang tersedia di pemandian air panas juga bisa membawa pengunjung ke gunung merapi kembar yang masih aktif. Jika mau, guide juga bersedia mengantar ke lokasi geothermal di dekat Danau Marpunge.

“Titik aliran air panas ada tiga di Putri Betung, lokasinya berdekatan dengan yang sekarang. Hanya saja dua titik lagi berada di atasnya dan sangat besar,” kata Said Idris.

Objek wisata itu menurutnya akan terus dijaga Pemkab Gayo Lues agar warga bisa selalu menikmati pemandian air panas alami ini turun-temurun.

Butuh Dukungan Infrastruktur

Syafrudin juga menambahkan, pariwisata Gayo Lues tak kalah bagus dengan daerah lainnya di Indonesia. Ada beragam objek wisata lainnya yang juga layak dikunjungi turis, seperti Pemandian Danau Biru Tripe Jaya disertai air terjunnya, Kolam Blangtasik di atas gunung dikelilingi hutan pinus, mendaki puncak Leuser dari daerah Kedah, Kala Pinang khas dengan sungainya, dan Genting terkenal hawa sejuk dan kopi luwaknya.

Namun turis mengunjunggi wisata Kabupaten Gayo Lues terkendala oleh infrastruktur jalan yang belum normal dari Blangkejeren menuju Abdya, dari Blangkejeren menuju Aceh Timur, serta belum dibukanya jalan Blangkejeren – Aceh Tamiang.

“Saya yakin setelah jalan lintas ini bagus, akan banyak turis yang ingin mengunjungi Gayo Lues, terutama untuk menyaksikan tari saman yang sesungguhnya selama dua hari dua malam,” yakin Syafrudin.[]

*Diterbitkan di Rubrik BISNIS Tabloid Pikiran Merdeka edisi 105 (4 – 11 Januari 2016)

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait