Oleh Thayeb Loh Angen
Penulis novel Aceh 2025, penduduk Kota Banda Aceh.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Aceh tingkat I dan tingkat II akan dilaksanakan serentak pada tahun 2017. Para bakal calon (balon) telah muncul dan unjuk kekuatan dengan membuat tikungan tajam (manuver) politik.
Balon gubernur Aceh semakin diperjelas, dan kini akan muncul orang yang dianggap tidak tertandingi (…?). Apabila kekuatan yang bertanding tidak seimbang, maka sebuah permainan tidak seru untuk disaksikan.
Balon walikota Banda Aceh, diperkirakan, lebih seru dan panas tertimbang persaingan balon gubernur Aceh dan wakilnya. Balon walikota Banda Aceh memiliki kekuatan yang hampir seimbang. Ini akan lebih menarik daripada berbicara tentang gubernur.
Kabar angin tersiar, balon Wali Kota Banda Aceh periode 2017-2022 mulai terangkat ke permukaan. Sekian banyak nama telah muncul, dari yang sudah dikenal sampai wajah baru.
Di antara yang sudah menyatakan siap mencalonkan diri adalah:
Pertama, H. Aminullah Usman SE – pernah menjadi Dirut Bank Aceh. Ia berniat maju pada pilkada 2017. Namun lelaki yang kerap disapa Bang Carlos ini belum bisa memastikan, apakah maju secara independen atau lewat partai politik.
Pada Pemilihan Wali Kota sebelumnya, Aminullah diusung Partai Golkar, PKS, PDA dan PBB, menduduki posisi nomor dua dengan perolehan suara sebanyak 28.488 suara dari 86.560 pemilih.
Kedua, Teuku Irwan Djohan, ST -Ketua DPD Partai NasDem Kota Banda Aceh. Laman klikkabar.com menyebutkan, Teuku Irwan mulai menyaring tokoh untuk mendampingi dirinya pada Pilkada 2017 mendatang.
Disebutkan, ia akan mengambil balon wakilnya salah satu dari orang ini, yakni: Nurshanti – istri dari Alm Mawardi Nurdin, Darwati A. Gani -anggota DPR Aceh -istri dari bekas Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Soraya Kamaruzzaman – Aktivis Perempuan, Sabri Badruddin, Ibnu Rusdi, Arif Fadhilllah, dan Hendra Budiansyah. Ia pun sudah mengunjungi Aminullah Usman.
Pada Pemilihan Wali Kota sebelumnya, Teuku Irwan Djohan berpsangan dengan T Alamsyah, mendapatkan peringkat ketiga –setelah Mawardy-Illiza dan Aminullah-Tgk. Muhibban dengan mengumpulkan 13.318 suara (15,39).
Ketiga, Yudi Kurnia, SE – Ketua Partai Demokrat Banda Aceh, pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh. Ia mengatakan, berdasarkan jumlah kursi di DPRK Banda Aceh, Partai Demokrat sudah mampu untuk mencalonkan kandidatnya sendiri.
Partai Demokrat akan melakukan survey terhadap siapa yang akan dimunculkan sebagai calon. Selain Yudi Kurnia, kader lain belum ada yang menyatakan sikapnya. Pada pilkada 2012, Yudi merupakan ketua dewan pakar tim pemenangan pasangan Mawardy Nurdin dan Hj Illiza Sa’aduddin Djamal, yang kemudian terpilih.
Di antara beberapa media, laman Portalsatu.com kerap mengangkat para balon Wali Kota Banda Aceh 2017-2022. Selain tiga tadi, ada beberapa nama lain yang muncul. Namun untuk sementara, hanya tiga nama tersebut yang terkuat dari sekian banyak balon Wali Kota Banda Aceh 2017-2022. Kita akan melihat perkembangannya.
Siapakah yang akan Memenangkan Pilkada Banda Aceh 2017?
Dari ketiga bakal calon terkuat, siapa yang paling bepeluang menang?
Aminulah Usman
Mari kita lihat Aminulah Usman. Sebagai bekas Dirut Bank Aceh dan mendapat urutan kedua dalam pemilihan lalu, jelas punya pendukung.
Kali ini, peluang ia untuk menang masih ada. Namun untuk sementara waktu, ia masih di bawah kemasyhuran –popularitas- Teuku Irwan Johan yang merupakan wakil ketua DPRA.
Teuku Irwan Djohan
Sebagai wakil ketua DPRA, Teuku Irwan Johan memiliki kesempatan untuk menunjukkan citra diri yang baik kepada masyarakat kota Banda Aceh. Jelas, tempatnya lebih menguntungkan untuk memenangkan pilkada Banda Aceh 2017 tertimbang Aminullah Usman dan Yudi Kurnia.
Namun, dari perkembangan sejak pemilihan walikota periode lalu, pembuat film komedi Aceh ‘Leumak Mabok’ ini cenderung salah dalam memilih balon wakil walikota untuk mendampinginya. Inilah, yang akan membuatnya kalah lagi nanti.
Dari nama yang disebutkan di atas -diambil perempuan dan dari pihak ulama- berkesan sekedar mengatasi Illiza yang merupakan seorang perempuan dan menggunakan isu islami dalam pemerintahannya sekarang. Karenanya, dari beberapa nama yang disebutkan di laman tersebut, selain Aminullah Usman, tidak ada satupun yang sesuai untuk pasangannya.
Namun, Aminullah Usman dan Teuku Irwan Djohan, sama-sama ingin menjadi walikota. Bukan wakil.
Hal itulah yang membuat keduanya tidak mungkin berpasangan –untuk sementara ini. Dan, kalau keduanya berpasangan, niscaya akan sulit dikalahkan oleh pasangan lain.
Yudi Kurnia
Sebagai bekas Ketua DPRK Banda Aceh serta ketua dewan pakar pemenangan walikota Mawardy-Illiza terpilih pada periode lalu, Yudi Kurnia memiliki peluang memenangkan pilkada Banda Aceh 2017. Walaupun ada pendapat, peminat Partai Demokrat mulai berkurang di kota ini.
Perkiraan sementara, dari ketiga balon walikota Banda Aceh 2017-2022 ini, apabila dua dari ketiganya berpasangan –siapun boleh berpasangan dengan siapa di antaranya- niscaya akan sulit ditandingi oleh pasangan lain.
Namun, yang diketahui, penduduk Banda Aceh itu beragam suku, agama, dan aliran kepercayaan. Sikap memihak pada satu golongan tidak akan laku dijual di kota yang dibangun oleh sultan Ali Mughayat Syah dan Al Kahar ini *
[PM005]
Belum ada komentar