PM, BANDA ACEH – Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Tengah mengadakan kegiatan Gelar Gebyar Seni Budaya tingkat Pelajar diselenggarakan di Komplek Umah Pitu Ruang, Kemili, Kota Takengon.
Gebyar seni budaya pelajar yang rutin diselenggarakan sejak 2009 tersebut, dinilai bisa memupuk semangat pelajar dalam menggali dan melestarikan seni dan budaya daerah. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa), Mizuar Mahdi dalam rilisnya kepada Pikiran Merdeka, Rabu (07/10/15).
“Ini program yang sangat bagus dalam mengkampanyekan pentingnya nilai budaya kepada pelajar. Atas nama Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa), kami sangat mengapresiasi event yang dilakukan oleh Disbudparpora Aceh Tengah ini,” ujar Mizuar.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 70 sekolah Aceh Tengah mulai dari SD, SMP sampai SMA/ sederajat ini berlangsung selama tiga hari, 5 s/d 7 Oktober 2015.
Ia berharap program seperti rutin diselenggarakan dan di tahun-tahun selanjutnya diharapkan eventnya lebih besar dengan melibatkan para peserta yang lebih banyak.
“Jika pada tahun eventnya lebih kepada seni dan fashion, diharapkan ke depan bisa ditambahkan kegiatan lain seperti wisata sejarah menelusuri jejak budaya di Gayo, seminar budaya, cerdas cermat dan kegiatan-kegiatan lain yang bisa menumbuhkan kecintaan para pelajar akan sejarah dan budaya sendiri,” ujar pemuda yang saat ini ditabalkan oleh para aktivis kebudayaan sebagai Duta Nisan Aceh.
Selain itu, Mizuar berharap Gebyar Seni Budaya Pelajar Gayo bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain di Aceh untuk menyelenggarakan kegiatan serupa.
“Sangat bagus jika Gebyar Seni Budaya Gayo, dijadikan event Provinsi. Di mana peserta yang mengikuti event tersebut nantinya berasal dari kabupaten di dataran tinggi Gayo, jadi tidak sebatas hanya kabupaten Aceh Tengah. Selain itu, Pemerintah Aceh juga berkewajiban membuat atau mendorong dibuat kegiatan serupa untuk kawasan lain seperti Tamiang, Kluet, Singkil, Pase, Alas, Simeulue dan kawasan lainnya,” ujar Mizuar.
Dengan adanya kegiatan seperti itu, menurut Mizuar, akan memperkuat jati diri dan identitas pelajar di Aceh. Selain itu, Ia mengatakan acara tersebut akan menguatkan posisi Aceh di kancah nasional.
“Untuk memperkuat kebudayaan di Aceh, organisasi Pusat Kebudayaan Aceh dan Turki (PuKAT) telah melakukan survey, mereka berpendapat wilayah Aceh bisa dibagi ke dalam 3 wilayah zonasi kebudayaan, yaitu kawasan budaya Leuser dan dataran tinggi Gayo, pantai barat selatan, dan pantai utara timur Aceh,” ujar Mizuar.
Mizuar menambahkan survey PuKAT juga merekomendasikan agar tiga wilayah yang dizonasikan tersebut bisa dibangun pusat sejarah dan kebudayaan atau “Heritage and Culture Centre”.
“Dimana setiap kawasannya bisa dibangun kota budaya. Blangkejeren atau Takengon untuk wilayah Leuser dan Gayo, Jeuram atau Meulaboh untuk wilayah barat selatan Aceh, dan Bireuen atau Lhokseumawe untuk wilayah utara timur Aceh,” tandas Mizuar.
[PM 006]
Belum ada komentar