Nama Universitas Syiah Kuala diambil dari nama Tengku Abdur Rauf As Singkili. Ia merupakan ulama yang terkenal di abad XVI menyangkut pengetahuan di bidang ilmu hukum maupun keagamaan.
Nama Unsyiah sendiri diciptakan oleh Komisi Perencana dan Pencipta Kota Pelajar/Mahasiswa. Komisi ini dibentuk pada 29 Juni 1958 oleh Penguasa Perang Daerah Istimewa Aceh.
Misi komisi ini sebenarnya selaras dengan Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) yang dibentuk pada 21 April 1958. Program Yayasan ini salah satunya mendirikan perkampungan pelajar atau mahasiswa di ibukota Provinsi Aceh, dan mendirikan sebuah universitas.
Komisi itu diketuai Gubernur Aceh Ali Hasjmy dan Letkol T Hamzah sebagai wakil ketua. Mereka menciptakan nama “Darussalam” untuk kota pelajar dan mahasiswa. Sedangkan “Syiah Kuala” dicantumkan pada universitas yang didirikan.
Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam secara resmi dibuka Presiden Soekarno pada 2 September 1959. Saat itu juga dibuka Fakultas Ekonomi sebagai fakultas pertama di Universitas Syiah Kuala.
Saat pertama didirikan, Unsyiah dipimpin oleh Kolonel M Jasin. Sebutan untuk pimpinan Unsyiah kala itu bukan rektor tapi Pj Presiden. Kolonel M Yasin juga menjabat Panglima Daerah Militer I/Iskandar Muda sejak 10 September 1960 hingga 1 Oktober 1963.
Lepas dari M Yasin, Unsyiah dipimpin Drs Marzuki Nyak Man dengan sebutan Presidium Universitas. Selanjutnya barulah Unsyiah dipimpin oleh Rektor Drs A Madjid Ibrahim. Sebutan rektor untuk pimpinan universitas serentak dilakukan seluruh Indonesia sejak 1965.
Drs A Majid Ibrahim terpilih sebagai rektor pertama Unsyiah dalam rapat Senat Unsyiah. Selain itu juga ada keputusan Menteri PTIP No.1403/UP/III/65 tanggal 6 Maret 1965.
Setelah itu, jabatan Rektor Unsyiah dipegang oleh Profesor Dr Ibrahim Hasan MBA. Ia menjabat sebagai rektor periode 1973 hingga 1982.
Setelah Ibrahmi Hasan, Rektor Unsyiah dijabat Profesor Dr Abdullah Ali MSc. Sebelum menjabat rektor, Abdullah Ali merupakan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan periode delapan (1970-1972).
Baca: Berebut Kursi Rektor Unsyiah
Setelah itu, jabatan rektor dipegang oleh Dr M Ali Basyah Amin MA untuk periode 1990 hingga 1995. Ia merupakan guru besar generasi pertama di Fakultas Ekonomi Unsyiah.
Ali Basyah Amin merupakan alumni S3 Universitas Philadelphia, Amerika Serikat. Dia juga pernah dipercayakan sebagai Co-Director Yayasan Leuser Indonesia (YLI). Pascatsunami, dia merupakan salah seorang dewan pengawas di Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh–Nias.
Berikutnya Unsyiah dipimpim Profesor Dr Dayan Dawood MA. Ia menjadi Rektor Unsyiah selama dua periode. Dayan Dawood meninggal ditembak saat Aceh masih dilanda konflik bersenjata pada Kamis, 6 September 2001. Namanya kini diabadikan pada sebuah gedung besar di dalam kampus Unsyiah.
Jabatan Rektor Unsyiah selanjutnya dipegang oleh Profesor Dr Abdi A Wahab MSc. Selanjutnya beralih ke tangan Profesor Dr Darni M Daud MA. Pada Pilkada 2012, Darni Daud maju sebagai calon gubernur. Ia juga dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah. Setelah Darni, tampuk pimpinan Unsyiah dijabat oleh Profesor DR Ir Samsul Rizal MEng.
Samsul Rizal diberikan kepercayaan oleh Senat Unsyiah untuk memimpin kampus yang dijuluki Jantong Hatee Rakyat Aceh itu sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137/MPK.A4/KP/2012 tertanggal 29 Maret 2012.
Dalam surat itu diputuskan, terhitung 2 Januari 2012 memberhentikan dengan hormat Prof Dr Darni M Daud MA dari jabatan Rektor Unsyiah periode 2010-2014, sekaligus mengangkat Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng, Pembantu Rekator I Unsyiah, sebagai Penjabat Rektor Unsyiah.
Samsul Rizal resmi dilantik sebagai Rektor Unsyiah periode 2014-2018 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Mohammad Nuh DEA di Graha Utama, Gedung A, Lantai 3 Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Jumat 14 Februari 2014.
Mantan Pembantu Rektor I Unsyiah ini terpilih secara demokratis pada 29 Juli 2013 dengan perolehan 68,7 persen suara. Sedangkan dua calon lain, Dr Hafasnuddin SE MBA dan Dr Tarmizi MSc, masing-masing meraih sembilan suara.
Kini, professor dari Teknik Mesin ini kembali mendaftar untuk kedua kalinya. Dalam suksesi kali ini, Samsul Rizal akan bersaing dengan tiga penantangnya yang juga sudah siap beratrung dalam pemilihan Rektor Unsyiah periode 2018-2022.[]berbagai sumber
Belum ada komentar