Pilkada Aceh 2017 diprediksi menjadi ajang pertarungan Mualem versus Irwandi. Keduanya memiliki kans sama menduduki kursi Aceh-1.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh 2017 hanya menghitung hari. Puncak partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi guna mencari pemimpin Aceh lima tahun ke depan dihelat 15 Februari 2017.
Pilkada Aceh diikuti oleh enam pasang calon, namun jelang pemilihan peta kekuatan kandidat semakin terlihat. Antara penantang utama dan penggembira, dengan gamblang bisa dipilah.
Dari beberapa analisa pengamat maupun survei, dua nama masih jadi unggulan. Muzakir Manaf dan Irwandi Yusuf masih menjadi yang terdepan dalam Pilkada Aceh 2017. Keduanya diprediksi akan bertarung ketat memperebutkan “hati” 3,4 juta rakyat Aceh. Bahkan, kandidat ini sudah sejak awal diprediksi bakal head to head dalam perebutan kursi Aceh-1.
Sementara dari empat calon lainnya, Tarmizi Karim sempat disebut-sebut kuda hitam. Namun, faktanya bukan semakin meningkat menjelang pencoblosan. Setelah memutuskan berpasangan dengan T Machsalmina Ali, elaktabilitasnya kini semakin menurun. Kisruh internal dalam tim pemenangan tak kunjung berakhir. Mulai dari relawan hingga pecahnya suara partai pendukung. Puncaknya, minggatnya beberapa partai pendukung dan mundurnya ketua tim pemenangan, Sofyan Dawood.
Begitu juga elaktabilitas incumbent Zaini Abdullah yang tidak beranjak. Zaini Abdullah yang berpasangan dengan Nasaruddin bukan tak mungkin bisa dikejar oleh Zakaria Saman.
Zakaria Saman yang berpasangan dengan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh, Alaidin dalam dua bulan terakhir popularitasnya semakin meningkat. Tepatnya sejak debat kandidat pertama pada akhir Desember tahun lalu. Namun, meningkatkanya popularitas Zakaria Saman dinilai tak akan begitu berpengaruh kepada elaktabilitasnya. Selama ini, ia hanya dikenal sebagai figur yang jenaka, bukan karena gagasan yang ia tawarkan sehingga membuat calon rakyat yakin memilihnya.
Pasangan Abdullah Puteh–Said Mustafa Abubakar diprediksi bakal jadi juru kunci. Kolaborasi mantan gubernur dan anggota DPR RI ini tak akan mampu bicara banyak dalam Pilkada mendatang.
Teuku Kemal Pasya, pengamat politik dari Universitas Malikussaleh menegaskan, hanya ada dua pasangan yang bertarung ketat dalam Pilkada Aceh. “Hanya dua pasangan yang cukup kompetitif di Pilkada Aceh, Mualem dan Irwandi,” tuturnya saat berbincang dengan Pikiran Merdeka, dua pekan lalu.
Jika ditilik lebih jauh, sebut Kemal, dari penggalangan massa yang dilakukan pada saat kampanye, semakin terlihat Irwandi Yusuf dan Muzakir Manaf berada di depan kandidat lainnya.
Baca: Unjuk Massa Jelang Pencoblosan
Di sisi lain, pemilihan Gubernur Aceh kali ini masih dibayangi teror dan intimidasi. Pekan lalu, Deputi II Badan Intelijen Negara atau BIN Mayjen TNI M Thamrin Marzuki mengungkapkan, Aceh bersama Papua menjadi daerah yang harus mendapatkan perhatian khusus karena rawan konflik saat Pilkada. Kedua daerah ini masih ada intimidasi oleh kelompok bersenjata.
Pernyataan BIN itu senada dengan yang disampaikan Bawaslu pada 29 Agustus 2016, bahwa ada empat provinsi memiliki indeks kerawanan Pemilu, yaitu Aceh, Papua, DKI Jakarta, dan Banten.
Rilis yang dikeluarkan BIN ini sebenarnya bakal berefek negatif. Apalagi Aceh saat ini cukup kondusif. Namun, pernyataan resmi BIN tersebut harus menjadi warning bagi penyelengara Pemilu dan penegak hukum. Jika tidak, bisa saja Pilkada Aceh 2017 kembali mengulang catatan hitam dua Pilakda sebelumnya, yang dipenuhi teror dan intimidasi.[]
Belum ada komentar