Sebulan menjelang pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Aceh 2017, pergeseran dukungan antar kandidat tak terhindari. Sejumlah kelompok relawan hingga pengurus Parpol pendukung menyeberang ke kubu lain. Hal ini terjadi di beberapa kandidat, termasuk di kalangan tim sukses Irwandi-Nova.
Kartiwi, salah satu orang dekat Irwandi Yusuf diketahui kini mendukung Muzakir Manaf-TA Khalid. Mantan Jubir Komite Peralihan Aceh (KPA) Lhok Tapaktuan ini juga kembali ke Partai Aceh. Padahal, Kartiwi sebelumnya adalah ajudan Irwandi Yusuf saat masih menjabat Gubernur Aceh.
Di sisi lain, Irwandi mendapat tamahan dukungan yang tak kalah penting jelang pencoblosan pada 15 Februari 2017. Beralihnya dukungan mantan kombatan dari kubu Tarmizi Karim ke Irwandi santer diberitakan sejak beberpa bulan terakhir. Salah satu alasannya karena Ketua Tim Pemenangan Tarmizi–Machsalmina, Sofyan Dawood dinilai tidak lagi maksimal bekerja memenangkan Tamizi. Akibatnya, orang kepercayaan Sofyan Dawood pun kini membelot dan mendukung calon lain.
Salah satu kelompok pendukung Tarmizi Karim, Relawan Tuah menyatakan sikap tak lagi mendukung Cagub nomor urut 1 tersebut. Relawan Tuah yang dikomandoi Teuku Izin mendatangi kediaman Irwandi, Rabu 12 Januari lalu, untuk mendukung pasangan Irwandi-Nova yang diusung koalisi Partai Demokrat, PNA, PDA, PKB dan PDI.
Alasan Teuku Izin beserta 20 ketua eks Relawan Tuah kabupaten/kota se-Aceh mengalihkan dukungan ke Irwandi karena didepak dari barisan pendukung Tarmizi Karim-Machsalmina.
“Kami dinilai bermain dua kaki karena dianggap (Tarmizi Karim) juga mendukung Irwandi Yusuf. Ini dikarenakan survei yang dilakukan Relawan Tuah menempatkan Irwandi di urutan teratas, sehingga dianggap memmpermalukan Cagub yang kami dukung sebelumnya,” ujar Teuku Izin.
Menurut Izin, pengalihan dukungan kepada Irwandi-Nova dilakukan melalui pertimbangan matang seluruh perwakilan dari kabupaten/kota setelah melihat peluang menang calon tersebut dibanding calon lain.
Setelah menyatakan dukungan, Tuah resmi berubah nama menjadi Laskar Pendukung Nomor 6 (Lapan 6). “Kami sekarang berubah nama menjadi laskar pendukung nomor 6 (Lapan 6),” ujarnya.
Tak hanya itu, Abu Badawi yang merupakan orang dekat Sofyan Dawood juga telah meninggalkan kubu Tarmizi dan mengalihkan dukungan terhadap Irwandi-Nova. Sekembalinya ke dalam tim Irwandi Yusuf menyiratkan melemahnya dukungan kepada Tarmizi Karim.
Ini dikarenakan Abu Badawi termasuk sosok berpengaruh di kalangan eks GAM. Semasa konflik bersenjata antara RI-GAM, pria yang bernama asli Hafifuddin ini menjabat Kapolda GAM Aceh Rayeuk.
Baca: Aura Kemenangan Irwandi
Kepada Pikiran Merdeka, Abu badawi membeberkan sejumlah alasan dirinya tak lagi dalam barisan pendukung Tarmizi. Salah satunya tidak ada kepedulian dari Tarmizi Karim kepada eks kombatan GAM dalam kerja-kerja pemenangan. Selama bekerja dalam pemenangan Tarmizi, Abu Badawi beserta mantan kombatan mengaku tak mendapat perhatian dari Tarmizi.
“Hal ini berlangsung setelah Pak Tarmizi mendapat dukungan Parpol. Sejak itu kami seperti tidak dibutuhkan dan tidak dilibatkan dalam tim pemenangan,” ujar Abu Badawi.
“Tidak ada niat untuk perduli kepada mantan kombatan. Buktinya dia tidak lagi memberdayakan mantan kombatan dalam tim pemenangan sejak adanya partai pengusung,” terangnya lagi.
Bahkan, sejak beberpa bulan terakhir, Abu Badawi tak bisa berkomunikasi lagi dengan Tarmizi Karim. Panggilan dan pesan singkat yang dikirimnya tak pernah dibalas Tarmizi. Padahal, Abu Badawi adalah koordinator tim untuk mantan kombatan di seluruh Aceh.
Dalam sebuah rapat terakhir bersama partai pendukung sebelum dirinya memutuskan keluar, Abu Badawi bahkan merasa tak dihargai pendapatnya.
Perihal ia kembali mendukung Irwandi, menurut dia, karena sejatinya adalah pilihan tepat karena program nyatanya lebih baik dan mampu menjawab permasalah Aceh di masa mendatang.
Abu Badawi pun mengaku sudah membahas keptusan ini secara empat mata dengan Sofyan Dawood. Bahkan, ia sudah meminta izin membawa seluruh tim yang ada di bawah komandonya untuk mendukung Irwandi.
Terkait respon Sofyan Dawood atas sikapnya, Abu Badawi mengatakan mantan Jubir GAM ini memahami keputusan tersebut dan tak dapat berbuat banyak untuk menahan keputusan rekannya. “Sofyan Dawood pun tak bisa membantah bahwa kondisi di dalam tim Tarmizi sekarang memang seperti itu. Dan, Sofyan juga tak bisa berbuat banyak meskipun secara strukur ia dipercaya sebagai ketua tim pemenangan,” beber Abu Badawi.
Namun, Sofyan Dawood yang berusaha dimintai keterangan tak menjawab panggilan masuk dari Pikiran Merdeka. Begitupun pesan singkat yang dikirimkan, tetap saja tak mendapat jawaban dari Sofyan Dawood. Namun, sumber Pikiran Merdeka yang dekat dengan Sofyan Dawood mengatakan sejatinya Sofyan Dawood tak lagi bekerja maksimal memenangkan Tarmizi Karim.
Baca: Dari Tokoh Nasional hingga Ulama Kharismatik
“Hal ini bisa dilihat dari sejumlah kegiatan Tarmizi Karim yang tanpa kehadiran Sofyan Dawood. Paling jelas pada saat penandatanganan prasasti Pilkada Damai di Polda Aceh akhir tahun lalu,” ujar sumber yang menolak namanya ditulis.
Bahkan, menurutnya, Sofyan Dawood sudah memberi arahan kepada eks kombatan pengikutnya untuk memabntu Irwandi Yusuf.
Catatan Pikiran Merdeka, Sofyan Dawod terakhir kali terlihat oleh publik bekerja dalam tim Tarmizi Karim adalah saat Rapat Akbar Tim Pemenangan Tarmizi-Machsalmina pada 1 Oktober 2016. Saat itu, Sofyan Dawood didapuk menjadi ketua panitia acara tersebut.
Namun, pada saat deklarasi dan penandatanganan prasasti Pilkada Damai di Mapolda Aceh, 10 November 2016, Sofyan Dawood tidak telihat di acara tersebut. Padahal, ia ikut dipanggil menjadi salah seorang yang menandatangani prasasti tersebut karena kapasistanya sebagai Ketua Tim Tamizi-Machsalmina.
Kemudian, dalam debat Cagub/Cawagub pada 22 Desember 2016, Sofyan juga tak tampak batang hidungnya di arena debat. Padahal, acara tersebut salah satu agenda utama dalam tahapan Pilkada 2017. Begitupun pada saat debat kedua, 11 Januari 2017, Sofyan Dawood juga tak terlihat di arena debat.
Namun Tarmizi Karim menepis kabar Sofyan Dawood sudah berpaling ke tim pemenangan kandidat lain menjelang Pilkada 2017. Dia malah menegaskan, mantan juru bicara GAM itu bekerja cukup bagus selama ini sebagai ketua tim pemenangan pasangan Cagub-Cawagub Tarmizi Karim–Makhsalmina Ali.
“Rumor itu tidak benar, itu biasa berkembang dalam situasi politik seperti sekarang,” ujar Tarmizi Karim kepada Pikiran Merdeka, Rabu (12/01/17) malam usai Debat Kandidat Tahap II di Amel Convention Hall, Banda Aceh.
Tarmizi menjelaskan, dulu Sofyan memang di tim lain. Keputusan Sofyan bergabung ke tim pemenangannya bukanlah paksaan. Tapi itu keinginan Sofyan Dawood sendiri untuk sebuah perubahan. “Sofyan tokoh yang punya talent dan cerdas, mau lihat masa depan. Jadi tidak mungkin (dia meninggalkan tim),” tutur eks Pj Gubernur Kalsel itu.
Sofyan Dawood tak hadir dalam dua kali debat kandidat Cagub-Cawagub Aceh. Hal itu menurut Tarmizi Karim bukan berarti Ketua Tim Pemenangan pasangan calon nomor urut 1 sudah berganti. “Sofyan Dawood masih tetap sebagai ketua tim pemenangan, itu tetap. Kan sudah dideklar oleh KIP Aceh, itu formal, sesuai undang-undang,” tegas Tarmizi Karim.
Menurutnya, Sofyan sedang ada tugas di luar daerah untuk mengendalikan partai-partai yang akan memenangkannya. “Kita bagi-bagi tugas,” imbuhnya.
Mantan Pj Gubernur Aceh 2012 itu menerangkan, Sofyan Dawood sudah memenuhi harapannya merangkul eks kombatan GAM. “Bukan hanya merangkul, dia juga berkewajiban menyelamatkan teman-teman eks GAM, itu yang dia lakukan,” katanya.
Selain itu, sebutnya, Sofyan Dawood sejauh ini bekerja cukup baik dan produktif. “Saya dulu dari enam persen, sekarang sudah mendekati 25 persen lebih. Itu perjuangan kami berdua, yang pertama kali bergerak,” tuturnya.[]
Belum ada komentar