Meski mendapat sinyal diusung Partai Demokrat, Irwandi Yusuf terus menyasar partai-partai besar. Kini, giliran Golkar membuka ruang lebar untuk mengusungnya.
Beberapa bulan terakhir, Partai Golkar menjadi salah satu partai yang tak bisa ditebak arah politiknya dalam Pemilihan Gubernur Aceh 2017. Selain tergolong partai yang punya pengaruh kuat di Pemerintahan Pusat, DPD II Golkar Aceh juga memiliki 9 kursi di Parlemen Aceh. Selain itu, intensitas lobi-lobi dari para kandidat kepada Golkar juga tergoleng minim. Bisa jadi karena Golkar sudah menyatakan akan mengusung TM Nurlif di Pilgub Aceh nanti.
Kemunculan Nurlif awalnya dinilai serius. Selain mendeklarasikan diri dalam forum resmi partai, ia juga getol bersosialisasi di berbagai media. Mulai dari spanduk hingga media massa. Nurlif juga turun ke masyarakat. Bahkan, sepanjang Ramadhan dan Idul Fitri, baliho Nurlif tersebar hampir di seluruh Aceh.
Namun, belakangan ini sejumlah pihak mulai mengincar Golkar. Mereka menilai Golkar tak mungkin mengusug Nurlif. Selain elaktabilitasnya masih rendah, juga belum ada Parpol lain yang bersedia berkoalisi dengan Golkar untuk mengusung Nurflif. Menipisnya waktu menuju masa pendaftaran calon gubernur membuat partai beringin itu harus segera menyatakan sikap.
Belakangan, sejumlah kandidat bergantian sowan kepada Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Sebut saja Tarmizi A Karim dan pasangan Muzakir Manaf – TA Khalid. Lalu Zaini Abdullah yang didampingi Nasruddin. Nama yang terakhir disebut adalah mantan Ketua DPD II Golkar Aceh Tengah. Nasruddin sebulan lalu menyatakan mundur dari Golkar karena berniat maju sebagai wakil gubernur dari jalur indpenden mendampingi Zaini Abdullah. Yang terakhir, Irwandi Yusuf juga menghadap Setya Novanto.
Dukungan Golkar kini gencar diperebutkan beberapa kandidat. Setelah hampir tertutupnya peluang Nurlif maju sebagai Cagub karena tiadanya partai pengusung, kini Golkar harus bersikap realistis. Untuk Pilgub, Golkar mesti mengusung figur di luar partai dengan skenario menyandingkannya dengan Nurflif yang notabenenya Ketua DPD I Golkar Aceh. Kemungkinan lainnya, Golkar tak punya gerbong koalisi sehingga tak bisa mengirimkan kadernya dalam Pilgub. Bila itu terjadi, Golkar dipastikan hanya dapat mendukung pasangan calon tertentu dan tak bisa mengusung calon sendiri.
Pertemuan Irwandi Yusuf di rumah Setya Novanto seakan menjawab sejumlah rumor bahwa Golkar memang tak serius mencalonkan Nurlif sebagai Cagub. Golkar diisukan semakin dekat mengsung Irwandi. Sebagai pemenang survei yang dilakukan Golkar, Irwandi sendiri mengklaim sudah mendapat garansi dukungan dari Novanto.
Karena dukungan Golkar belum berbentuk dukungan resmi, kini Irwandi dalam posisi dilematis. Sebelumnya Irwandi sudah menyatakan akan maju dengan Nova Iriansyah bermodal dukungan Demokrat. Namun, belum keluarnya dukungan resmi Demokrat membuat Irwandi gusar. Hingga akhirnya Irwandi membuat bargaining dengan Novanto. Bila Golkar mengeluarkan dukungan lebih awal dibanding Demokrat, Irwandi akan memberikan posisi wakil kepada partai peringin. Sebaliknya, bilapun Demokrat menerbitkan dukungan lebih dulu, maka Golkar akan tetap mengusung Irwandi yang akan berpasangan dengan Nova Iriansyah.
Menarik ditunggu langkah politik yang diambil Demokrat jika nantinya Irwandi memberi calon wakil kepada Golkar. Sebaliknya, kita tunggu apakah Irwandi akan tetap didukung Golkar meski tak menggandeng kader beringin sebagai wakil? Kita tunggu saja![]
Belum ada komentar