Ketua Umum PDA: Setiap Dukungan Pasti Ada Kompensasi

Kampanye Partai Damai Aceh
Kampanye Partai Damai Aceh

Ketua Umum Partai Damai Aceh (PDA) H Muhibbusabri AW membenarkan pertemuan dirinya dengan Irwandi Yusuf dua pekan lalu. Menurutnya, itu merupakan bentuk komunikasi politik yang harus terus dibangun dengan berbagai calon.

Begitupula pertemuan Irwandi dengan PPP, Muhibussabri mengakuinya. Ia menceritakan, kehadiran dirinya dikarenakan kedekatannya dengan semua pimpinan Parpol di Aceh. Namun, ia enggan menceritakan lebih rinci apa saja isi pertemuan tersebut.

Diakuinya, ia sangat dekat dengan Irwandi. Bahkan, ia sering bertemu dengan Irwandi untuk membahas soal Pilkada. Dalam pertemuan di kediaman Irwandi malam itu, ia mengaku datang terlambat sehingga tak banyak tahu apa saja yang dibahas Irwandi dengan pengurus PAN. Namun, menurut dia, itu adalah pertemuan biasa.

Baca: Ketua DPW PAN Aceh Anwar Ahmad, Kami Ingin Tahu Kesiapan Irwandi

“Irwandi cerita tentang visi misi beliau. Ini hanya diskusi ringan. Intinya, pembicaraan nggak jauh-jauh dari Pilkada. Apa program ke depan? Bagaimana kita bangun kebersamaan dari sekarang sampai berhasil?”

Muhibussabri menceritakan, Irwandi sering bertanya padanya, apakah mendukung dirinya atau tidak dalam Pilkada mendatang. Namun, Muhib mengatakan dalam menentukan dukungan, ia harus mengetahui visi dam misi Irwandi dalam memimpin Aceh ke depan.  Selain itu, ia juga perlu mengetahui siapa wakilnya.

“Mungkin kali ini pertemuan dengan Pak Irwandi karena beliau ada waktu untuk bertemu dengan pimpinan Parpol. Dengan calon yang lain juga sangat mungkin kita lakukan,” ungkap dia. “Masih dalam tahap awal, masih ngobrol-ngobrol. Belum ada keputusan apapun.”

Initinya, kata dia, tidak ada Parpol yang mendukung tanpa ada kesepakatan dan kompensasi. Sebelum memberikan dukungan, seluruh Parpol pastinya menyodorkan berbagai kesepakatan kepada setiap calon. “Misalnya, apa yang akan diperoleh partai tersebut jika nantinya paket pasangan calon yang diusungnya menang?”

Ia menampik adanya dukungan calon yang menyatakan mendukung salah satu calon tanpa kompensasi apapun. Menurut dia, itu pembohongan publik. “Jika ada yang memberikan dukungan begitu saja kepada Cagub tertentu, tanpa adanya kesepakatan apapun, saya rasa itu bohong. Tidak mungkin. Mohon maaf saya bilang, patut diduga mereka meminta mahar sebagai kompensasi dukungan,” urai Abi Muhib.

Menurut dia, saat ini hanya calon dari PA yang sudah pasti akan maju sebagai kontestan Pilkada 2017. Selain itu, ia mengatakan baru Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang baru menyatakan dukungan kepada Mualem. Partai yang lain masih belum bersikap, alias wait and see.

“PDA belum memutuskan akan mendukung siapa. Kami tak ingin nanti cocok dengan Cagub namun tak cocok dengan Cawagub. PDA tidak mau terburu-buru menentukan dukungan kepada salah satu calon hingga diputuskan siapa pasangan,” tegasnya.

Saat ditanya peluang PDA mendukugn Irwandi, anggota DPRA ini menjawab diplomatis. Menurut dia, penentuan dukungan itu akan bisa dipastikan pada saat pendaftaran. “Dalam politik, ini semua bisa terjadi. Bisa saja di last minute semuanya bisa berubah, tergantung kesepakatan,” tuturnya.

Dalam petemuan malam itu, Muhib mengatakan Irwandi sempat menyatakan ingin T Setia Budi menjadi wakilnya. Meski begitu, Irwandi akan menyerahkan keputusan tersebut kepada partai yang mendukungnya untuk duduk kembali membahas calon wakil.

“Tidak mungkin juga jika nantinya Parpol sepakat mendukungnya, Pak Irwandi bisa menentukan calon wakilnya sendiri tanpa persetujuan dengan parpol pendukung. Saya rasa tak mungkin,” ungkapnya. “Selalu ada tulak tarek, toh dan heuh (Selalu ada tolak menarik kepentingan, memberi dan menerima), ” sambungnya.

Berdasarkan hasil survei yang diketahuinya, secara keseluruhan Irwandi masih unggul. Namun, ia menegaskan, partainya tak melakukan survei kepada calon gubernur. Survei yang dimaksudnya adalah survei yang dilakukan beberapa parpol dan lembaga survei.  “Yang saya dengar dari teman-teman, bahwa Irwandi yang teratas. Secara keseluruhan, namun di setiap kabupaten kota, ada perbedaan. Misalnya di Pase Mualem dan Tarmizi Karim katanya lebih unggul. Di daerah lain tentu berbeda. Namun secara keseluruhan di Aceh, Irwandi  Yusuf yang unggul,” katanya.

Meski begitu, lanjut dia, survei tersebut biasanya mendekati kebenaran dari hasil pemilihan nanti. Namun,khusus untuk Aceh biasanya  ada keunikan tersendiri. Beberapa kali hasi survei berbeda dengan hasil kenyataannya pada saat perhitungan suara. “Ini karena hasil survei dilakukan pada saat normal. Namun dalam kondisi tidak normal, hal sebaliknya bisa terjadi. Pertanyaannya, apakah kondisi Pilkada di Aceh termasuk dalam keadaan normal?” tutur Muhib setengah bertanya.[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

IMG 20201120 WA0000
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, didampingi Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah, bersama Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin, dan seluruh pimpinan DPRA lainnya, menandatangani nota kesepakatan bersama terhadap KUA dan PPAS tahun 2021, di Gedung Paripurna DPRA, Jumat (20/11/2020). (Foto/Humas)

Akhiri Kemelut, Gubernur dan DPRA Sepakati KUA-PPAS 2021